http://oase.kompas.com/
Katamu
-tentang cinta-
katamu, cinta selalu seujud pisau
semakin diasah kian menunjam
dan memilukan
semakin dihunus
kian mematikan
lalu
kenapa kau hendak membunuhiku
sehingga tak henti mengeja ketajaman
pisau di ujung rinduku
Purbalingga, April 2008
Katamu
-tetang pertanyaan-
katamu, tak semua pertanyaan
harus dijawab dengan tumpukan kata
tatkala diam justru lebih menjelaskan
lalu kenapa kau masih juga bertanya
saat tuhan diam dengan takdir kita
Purbalingga, April 2008
Karena Kau Penyair
bagi : Bhre
karena kau penyair
seperti sajakmu, aku tak ingin
bertemu mimpi yang beku
sehingga saat gerimis kluwung
tubuhku terbelah
karena kau penyair
seperti pintamu,
lewat kidung lancung
kukatakan hitam itu indah
pun bulatan pada matamu
yang urung kurenangi
dan yang putih
tak selalu kabut, bukan?
Solo ? Purbalingga, Mei 2008
Pledoi Sufi
tuhan, benarkah sholatku
lebih baik dari tidurku?
jika dalam terjaga
aku tak dapat melihatmu
sedang, pada tidurku
tak seorang pun tahu
aku mendekapmu
Purbalingga, Mei 2008
Pledoi Penyair
malam menunjamkan kedewasaannya
begitu ramun, serupa harpa dawai siter
memetik sendiri kemerduaannya
membentuk notasinotasi
mengirim sakramen paling sunyi
menyihir sajakku jadi doa
yang paling doa yang paling sepi
Purbalingga, Mei 2008
Pledoi Puisi
bukan, bukan kecupan
yang selalu tertinggal di dada usai bercinta
lantaran kau kian berjelaga
setelah merah padam, bukan?
bukan, bukan luka
yang selalu nyeri di leher sejarah
lantaran kau tak pernah merasa terluka
meski sejarah mengandung serapah
bukan, bukan ciuman yang tersisa di tubuhmu
tapi puisi tanpa diksi
Purbalingga, Mei 2008
Tolong
tolong,
bantu aku menyapih rindu
yang saling menyergap
dengan lidah waktu
Purbalingga, 2004-2008
Kutengadahkan Luka
pada keheningan jantung pagi
di dadamu kutengadahkan luka
bersimpuh menyesali percintaan
yang semalam berahir padam
Purbalingga, 2004-2008