http://www2.kompas.com/
Rumah Seorang Perempuan
perempuan yang baru memotong rambutnya
ingin berumah dalam sajak-sajakku
katanya ia sudah tak betah
oleh rambut panjang
dan ruang tunggu pelabuhan yang membuatnya gerah
maka kubiarkan saja ia membawa televisi,
kipas angin
dan matahari sendiri
tak lupa
ia menyempatkan membeli bibit palma
dan sebuah bel
yang akan memanggilnya ke halaman setiap senja
tapi ia terkejut
betapa gelapnya ruangan dalam kalimat-kalimatku:
tak ada tiang listrik
ataupun pijar lampu taman plastik
namun lihatlah,
sebuah kata menyala dalam kamar
merupa cahaya yang menarik tubuhnya menjauhi hingar bingar
2003
Pemain Sirkus Menonton Sirkus
beberapa rajahan jatuh dari tubuh
luput dari paruh yang belum sempat mengaduh
sedangkan engkau terlanjur serius menjadi burung
meninggalkan anak-anakmu yang terlambat
berpegangan pada kepak
aku tahu, kau tak pernah menyangka
di antara rombongan karnaval
ada maut yang selalu tertawa memakai baju badut
terlebih-lebih hari ini,
persis Januari pertama
di mana hujan akan mabuk menjatuhkan liurnya
ayo, mainkanlah bola-bola api
sebagai lelaki kita tak boleh dingin oleh janji
dengan engrang,
sepeda satu roda
atau di atas punggung kuda
kita bakar saja kenangan (dan kemenyan?)
toh maut tak mau tahu kita seorang pangeran
kita akan bertarung dengan ajal
di sebuah musim bunga kamboja
tanpa wasit
dan teriak penonton yang terjepit
lalu kita susun rencana
menyaksikan matahari tenggelam dari dermaga
jangan lupa berdoa!
siapa tahu saja, besok pagi nama kita
dimuat di halaman pertama surat kabar ibukota
Jakarta/Lpg, 2002/2003