Ilmu Perpustakaan

Kurniawan
ruangbaca.com

Perpustakaan sudah muncul sejak zaman kuda gigit besi, tapi baru pada paruh kedua abad ke-19 ilmu perpustakaan muncul sebagai cabang ilmu yang mandiri. Namun, bersamaan dengan ledakan pengetahuan pada abad ke-20 dengan munculnya banyak teori dan penemuan baru, bidang ilmu yang mempelajari prinsip dan praktik pengelolaan dan administrasi perpustakaan ini bergeser menjadi bagian dari bidang ilmu pengetahuan informasi (bidang ilmu yang mempelajari proses penyimpanan dan pemindahan informasi) yang lebih umum.

Negara-negara Barat telah berpengalaman dalam perkara pemeliharaan pustaka dari segala aspeknya, yang menjadi kerja utama para pustakawan, pada paruh kedua abad ke-19. Tapi, pemeliharaan tak lagi dianggap cukup. Terus bertambahnya koleksi perpustakaan menuntut keahlian dalam penataan buku dan isinya serta administrasi lembaganya. Tak ada pilihan lain selain mulai dilakukannya pelatihan dan pendidikan bagi para pustakawan. Salah satu pelopor dalam pendidikan perpustakaan di Amerika Serikat adalah Melvil Dewey, pendiri School of Library Economy di Kota New York pada 1887. Program ini berkembang menjadi program kesarjanaan yang diakreditasi oleh American Library Association, yang berdiri pada 1876.

Melvil Dewey adalah pustakawan di Amherst College yang terkenal lewat karyanya dalam penyusunan katalog perpustakaan, yang disebut Klasifikasi Desimal Dewey. Pengkatalogan itu dia publikasikan dalam buku A Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pamphlets of a Library pada 1876. Sistem Dewey itu secara bertahap kemudian dipakai oleh para pustakawan di negara-negara berbahasa Inggris di seluruh dunia. Dewey adalah salah satu pendiri American Library Association dan juga menetapkan sistem perpustakaan keliling dan koleksi gambar. Dewey sempat memimpin dan merombak Perpustakaan Negara New York sehingga menjadi salah satu dari perpustakaan paling efisien di Negeri Paman Sam.

Belakangan, Paul Otlet dan Henri La Fountaine memperbaiki sistem Dewey dan memperkenalkan Klsifikasi Desimal Universal. Otlet dan Fountaine adalah aktivis perdamaian yang percaya pada perlunya kerja sama internasional dalam mempromosikan penyebaaran pengetahuan dan perdamaian. Keduanya mendirikan Union of International Associations pada 1907, yang kemudian berkembang menjadi Liga Bangsa-bangsa, cikal bakal Perserikatan Bangsa-bangsa.

Ilmu perpustakaan semakin lengkap dengan sumbangan berbagai teori. Salah satunya adalah sumbangan dari Shiyali Ramamrita Ranganathan, matematikawan dan pustakawan yang dianggap sebagai bapak ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi di India. Dialah yang menemukan ?lima hukum perpustakaan?, yakni buku ada untuk digunakan (bukan disimpan, apalagi disembunyikan), setiap pembaca berhak mengakses semua buku, setiap buku berhak punya pembaca, hemat waktu pelanggan, dan bahwa perpustakaan adalah organisme yang tumbuh.

Pada 1924 Ranganathan terpilih (setelah menyingkirkan 900 kandidat) sebagai Pustakawan Universitas, jabatan baru di kampusnya, Universitas Madras, yang bertugas untuk mengawasi koleksi perpustakaan kampus yang tertata buruk. Pada waktu bersamaan Mahatma Gandhi baru saja keluar dari penjara setelah ditahan selama dua tahun karena gerakan massa pembangkangan sipilnya. Pada masa itu Ranganathan mendorong perubahan besar- besaran pada sistem perpustakaan dan menulis tentang keterbukaan informasi dan pendidikan untuk semua orang, yang berpotensi untuk mendorong pembangkangan massa. Tak ada bukti bahwa Ranganathan punya motif politik dalam reformasi perpustakaannya, tapi langkahnya telah mendidik lebih banyak orang dan memberikan informasi bagi semua orang, termasuk perempuan dan kaum minoritas. Saya kira itulah tujuan akhir perpustakaan, apa pun teori dan ilmunya.
***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *