http://www.suarakarya-online.com/
Bagi Penari Sarah
ketika senyummu mengembang
dan kerjap matamu, keteduhan lambungkan anganku
pada satu ruang padang itu, luruh dalam hujan
dalam bayangan buram awan lalu seketika liukkan tarimu
belokkan angin ke lembah-lembah ketika senyummu mengembang,
aku berkaca dalam binar matamu dalam kilasan itu,
seribu angan mengiringi mimpi membawa hangat luka
dan kenangan sejarah semu, keremajaan ketika senyummu mengembang,
dalam sekejap pandang itu adakah tarianmu
bagiku bagi rithme pentatonik
degup jantung atau bagi impian yang telah pasti sia-sia? ketika senyummu mengembang
aku terkurung dalam penjara hatimu
geriap siang dan angin kering
berbaris dalam tamansari
banda aceh, juli 2006
BLOK.M
dari jendela bus bertingkat
seluruh pandang kubingkiskan
buatmu untuk ribuan iklan yang berkejaran
mencari-cari wajah ramah di balik kaca itu,
senyum siapa mengembang melintas arus yang deras ?
keriuhan mengental sering aku lupa dan kita tak peduli di kala bersua
jakarta,1990-2006
Sajak Buat Bapak
bapak, aku merasakan semua
luka tapi tak bisa
berkata-kata ah, mari kita diam saja
sebab Tuhan tak akan lupa amal kita
ada di halaman pertama dalam catatanNya
Banda Aceh, 2010
Tentang Ahben-Pepe-Teteh-Congok
Dan Miegureeng Sekeluarga
Dalam kasih sayangku, Kematian itu menjadi muara
Menjadi lorong lurus tak berujung hampa
Dalam kasih sayang kita kubaca perih [kemana] [bagaimana] luka kau tutur
Airmata Dalam kasih sayang Hanya hampa Hanya airmata Luka setia.
Sigli, Lebaran 2007
Amanah Ibu
kau pasti tak mengerti akan arti amanah sehingga kau sering memarahiku karena merasa bosan mendengar tangsiku. Kau pasti tak sadar bahwa aku ini terlahir dari tetes-tetes nafsu dan kasih sayangmu. Bukankah dulu kau sangat bergembira ketika melihat aku lahir dengan selamat ke dunia? Bukankah pula kau sangat terhibur dengan tangis centilku?
Tapi mengapa setelah aku mulai tumbuh menguncup, terus mengembang, dan aku mulai mahir menujukkan kebutuhanku dengan tangis, kau malah membungkam mulutku dengan amarahmu! Apakah aku salah, Ibu?Rupanya kau telah lupa sesuatu, Ibu. Sesuatu yang sebenarnya amat sangat penting. Sesuatu yang biasa disebut dengan amanah. Ingat itu Ibu, agar kau tak selalu marah padaku.
2010
—
Catatan Redaksi: Doel Cp Alisah, lahir di Banda Aceh 3 Mei 1961. Mantan Wartawan dan Reporter TV di beberapa media Indonesia dan Malaysia. Sekarang lebih banyak bergiat sebagai editor buku. Dalam tahun 2006-2008, menjadi editor 16 judul buku-buku karya para penulis/sastrawan Aceh. Antologi puisi tunggalnya yang telah terbit adalah “Nyanyian Angin” (1992), serta “The Sadness Song” (2007), juga ikut terkumpul dalam berbagai Antologi di Indonesia. Sekarang sebagai koordinator Aliansi Sastrawan Aceh (ASA). e_mail : doelcpallisah@yahoo.fr.