SUATU PAGI YANG MENGANTARKU KEMBALI
kabut yang terangkat
menyisa genangan
pada punggung jalan
kawanan merpati ngungun
di atas kabel kabel telepon
begitu mirip
begitu persis tahun tahun lampau
gadis gadis berseragam
pengayuh sepeda
mengingatkanku akan
bekunya kursi sekolah
dan perasaan perasaan
yang tak sempat
yang tak kuasa
kuucapkan pada fiska
tanpa pernah kuziarahi
mekarlah buah dadanya
bagi sepasang akik
yang lebih keramat
dari segenap puisiku!
matahari yang terangkat
mengeringkan sisa sisa embun
pada punggung jalan
dan belumlah genap kujejaki
bengkolan di depan
hilang sudah penyesalan
atas masa silam
yang disesaki
aroma kegagalan.
KALAU KAU INGIN MENGERTI
kalau kau ingin mengerti
bagaimana aku mencintaimu
berpalinglah
dari daunan gugur
dan gerimis yang menari
sekadar
dalam sajak sajak sapardi
lupakanlah juga
birahi tardji
yang sia sia
pada kucingnya
kalau kau ingin mengerti.
aku mencintaimu bukan dengan
sepotong bulan yang menuruni
jendela
(dan lenyap) saat kau melamunkan
treva jakarta.
tapi bayangkanlah
bulan itu
gerimis itu
dan birahi itu
semuanya
tersangkut di rambutku
waktu aku datang padamu
sementara sepasang paloma
hampir sempurna
memerangkap kita
dalam nyanyiannya.
dan satu hari lagi,
kalau kau telah mengerti
bagaimana aku mencintaimu
kau akan mengerti pula
tiada yang lebih menyedihkan
dalam hidupmu
daripada kehilangan cintaku itu.