Kecil-kecil Pintar Menulis Buku

Joko Susanto
http://www.analisadaily.com/

Lahir di Medan, pada 2 Mei 2000. Dahulu tinggal di Jalan Jangka Sei Putih Barat, Medan Petisah. Sejak balita telah tumbuh berkembang sedemikian akrab dengan buku. Sebelum tidur pun sering dibacakan cerita dari buku beragam jenis sesuai dengan usianya. Kalau ada gambar dan cerita yang lucu dia pun terpancing untuk tersenyum dan tertawa. Tahap berikutnya dia pun suka mencoret-coret dinding rumah kontrakannya dengan gaya grafitinya.

Saat menginjak TK, tulisan kata demi kata mulai dirangkainya. Akhirnya suatu saat berhasil membuat sebuah puisi berjumlah sebelas baris. Puisi itu saya kirim ke sebuah media massa cetak dan beberapa minggu kemudian dimuat. Alangkah senangnya rona wajahhya. Sejak saat itu pun Nuha kecil berlatih menulis.

Ketika kelas empat SD, sebuah naskah novel tentang pengalaman seru di sekolah baru itu telah dibuat dan dikirim ke sebuah penerbit ternama di Bandung. Setelah beberapa bulan naskah itu dinyatakan layak cetak. Namun juga disertai kabar harus bersabar karena antri percetakannya cukup banyak. Kini buku novel KKPK (Kecil Kecil Punya Karya) berjudul The Rainbow School telah terbit. Buku setebal 120 halaman itu bagaikan menjawab mimpinya untuk menulis buku.

Namun proses antri kelayakan muat dan percetakan yang sangat padat di penerbit Dar Mizan Bandung menyebabkan bukunya baru terbit sekarang. Karya pertamanya dimuat di sebuah harian saat dia masih TK. Sejak itu sering mengirim ke berbagai media seperti Kompas Minggu, Media Indonesia, Bobo dan sebagainya. Setelah KKPK The Rainbow School sekarang sedang menyelesaikan buku ke-2 nya. Berikut petikan Novel Anak The Rainbow School .

Sesampainya di Rainbow Airport di Rainbow City, keluarga Nadya menaiki taksi khusus dari pesawat Super Rainbow, namanya Cins Purn, itu hanya imajinasiku saja.

Cins Purn membawa keluarga Nadya ke sebuah kompleks sekolah berasrama. Tertulis di papan “Rainbow Kids School”. “Bunda ini dimana?” tanya Nadya ketika melihat sesuatu yang asing baginya. “Itu sekolah barumu, ?.”jawab bunda. “Megah sekali! Aku juga mau sekolah di sini” sela Lidya. “Ok, Lidya tapi tahun depan ya!” kata bunda. “Kok ramai sekali ya..” “Namanya juga masa orientasi” kata Papa.

Sampai juga Nadya dan Sila di aula sekolah. “Satu kamar hanya dihuni oleh enam anak, tetapi ada satu kelompok yang berjumlah tujuh anak. Satu orang dari itu adalah kakak kelas kalian yang menjadi penjaga kamar.”kata Mrs. Cintya.

“Yang namanya dipanggil harap maju ke depan. Kita mulai ya. Kamar pertama dihuni oleh Nindya, Safira, Milla, Alifah, Kitty , Acha dan penjaga kamarnya Lisa.” “Nindya? Wajahnya juga sama ah, hanya perasaan aja kali ya?” Ternyata betul Nindya adalah teman les Nadya di Sun Flower dahulu.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini tidak asing dengan dunia buku. Di ruang tamunya pun terpampang rak buku anak-ana ala taman bacaan.Dia bersyukur akhirnya bisa membuat buku dan mimpinya terwujud. Ternyata kalau niat dan berusaha pasti bisa membuat sebuah buku, ucap pelajar yang telah menjuarai beberapa lomba anak itu..Dia terus menulis, terbukti kini sedang merampungkan kumpulan cerpen anak.

Bagi Nuha, buku memang bukan hal baru sejak kecil. Ayah ibunya rutin mengajaknya dengan buku dan membiarkan buku yang dipilihnya. Menurut ibunya, makin besar, dia makin akrab dengan buku. Keluarganya pun menyediakan berbagai macam buku untuk dia di taman bacaan keluarga. Siswi kelas VI Sekolah Dasar tersebut mengaku sejak kecil senang menulis.

Menurut pengakuannya, setiap di depan layar komputer, dia dapat menulis sekitar 4.000 karakter. Itu pun disertai komentar : sebenarnya kisahnya lagi seru-serunya nih. Masih banyak ideku yang belum kutulis, katanya. Bahkan ketika sudah mencapai 40 halaman lebih pun yang sebenarnya dapat diakhiri, dia bilang bahwa sebenarnya kisah mereka masih panjang.

Bagian awalnya sempat di tulis di sebuah buku. Beberapa kali ayahnya melihatnya buku tulis itu dipeluknya erat-erat saat tidur. Ternyata dia asyik menulis hingga terbawa ke alam mimpi. Setelah beberapa halaman dia berpikir, siapa nanti yang mengetik ulang? Akhirnya, orangtuanya berusaha membelikannya laptop. Karena sekolahnya full day school, tidak setiap hari dia menulis. Kebanyakan dia menulisnya pada hari libur.

Siswi yang pernah meraih beberapa juara : juara 1 Pildacil SDIT Nurul Fikri, juara I lomba mewarnai, juara II lomba pidato bahasa inggris SDIT Nurul Fikri, Juara III lomba baca puisi ini terus berikhtiar menulis.

Kecerdasan Menulis

Apabila merunut penelitian dari muridnya Howard Gardner yakni Thomas Armstrong,ternyata aktivitas menulis bisa dimasukan pada dua kecerdasan yaitu, kecerdasan linguistik (word smart) dan kecerdasan intrapribadi (self smart). Kedua kecerdasan tersebut sama-sama menggunakan alat ?aktivitas menulis?.

Menurut Armstrong yang merupakan pengajar dan peneliti mengenai pendidikan di California,Kecerdasan linguistik bertumpu pada kemampuannya dalam berbicara dan menulis.Orang yang mempunyai bakat di bidang ini akan peka dan tajam terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka mahir memanipaulasi sintaksis (struktur atau susunan kalimat), juga kepekaannya terhadap bahasa melalui semantik (pemahaman tentang makna).

Sebagaimana yang kita ketahui, penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Pun tak terkecuali, Nuha. Sepengetahuan saya, dia rajin mebaca. Bahkan termasuk sangat cepat. Saat di toko buku, sambil duduk di kursi pojok pun sebuah buku telah dibacanya.

Idealnya, penulis akan terus mempertajam wawasan. Pada akhirnya, intelektualitas penulis akan terasah sehingga penulis yang baik pasti akan menjadi manusia cerdas. Tidakkah Anda sekeluarga bercita-cita ingin menjadi manusia cerdas dan berakhlak? Menulis bisa menjadi salahsatu medianya. Kalau anak SD saja terbukti bisa, masihkah kita mencari-cari alasan untuk tidak memulainya. Ayo menulis (buku), sekarang juga.***

29 Jul 2011
Penulis adalah Ayahanda Nuha, Siswi Penulis Novel KKPK The Rainbow School.