Katalog Kecil untuk Buku-buku Besar

Edy Sembodo
http://www.sinarharapan.co.id/

Ketika melihat buku ini untuk pertama kali, saya begitu tertarik dengan apa yang akan ditawarkan buku ini. Pikiran saya langsung tertuju pada satu hal. Buku ini bagai sebuah katalog yang memuat buku-buku besar.

Tentunya di sini bukan berarti buku-buku yang berukuran besar dan terlalu berat untuk dibawa-bawa. Buku-buku besar di sini berarti buku-buku yang telah memengaruhi sejarah dunia. Bagaimana bisa sebuah buku memengaruhi sejarah dunia? Sementara kita lihat sekarang ini buku merupakan sarana informasi yang sudah banyak ditinggalkan orang.

Sebenarnya ini tak mengherankan, karena sejak dulu buku selalu menjadi sarana utama untuk menuliskan pendapat dan hasil penelitian. Tulisan merupakan media yang sangat baik dalam menerangkan suatu konsep detail, karena itulah proses penyerapan akan berlangsung lebih baik dibandingkan melalui media penyampaian lain.

Tak perlu ditanyakan lagi, dari zaman sebelum Masehi hingga pertengahan abad ke-20, buku merupakan media penyampai pikiran yang begitu banyak memengaruhi kehidupan manusia. Kita pun tahu kitab suci semuanya berbentuk buku, bukan video atau gambar.

Jadi, jangan heran buku seperti Republik karya Plato sangat mempengaruhi sebuah negara. Konkretnya, bila tak ada buku karya Plato tersebut mungkin negara kita tak akan berbentuk republik seperti sekarang ini. Begitu hebatnya pengaruh sebuah buku.

Kalau Anda mau tahu lagi buku-buku apa yang memengaruhi sejarah dunia, coba baca buku ini. Judulnya Buku-buku yang Mengubah Dunia. Buku ini membahas 50 buku yang memengaruhi sejarah dunia, lengkap dengan alasan pemilihan buku-buku tersebut dalam buku ini.

Hanya saja, penulisnya sudah mewanti-wanti pemilihan buku-buku dalam kumpulan ini bersifat subjektif. Benar saja, beberapa buku saya pertanyakan kehadirannya, dan buku-buku yang saya pikir telah mengubah dunia malah absen di situ.

Buku yang ada di sini disusun secara kronologis sesuai urutan masanya. Semuanya menyimpan gagasan dan imajinasi yang hebat. Sebagian besar merupakan buku sastra dan filsafat, yang lainnya adalah buku teori bidang-bidang tertentu seperti ekonomi dan politik.

Untuk menyebutkan, sebagai contoh saja, kita dapat menemukan buku filsafat penting seperti The Communist Manifesto, Republik, atau On Liberty di sini. Tak ketinggalan pula buku On the Origin of Species tulisan Charles Darwin.

Dalam pemikiran ekonomi kita dapat menemukan The Wealth of Nation yang menjadi mesin penggerak Revolusi Industri. Kemudian tak ketinggalan dalam bidang sains kita akan bertemu buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo karya Galileo Galilei dan Relativity: The Special and The General Theory karya Albert Einstein.

Tentu masih ada banyak buku lainnya seperti dalam bidang sastra, politik, spiritual yang tak mungkin disebutkan satu per satu. Semuanya berjumlah 50 buku, ditambah empat buku Indonesia yang merupakan tambahan dari penerbit buku ini di Indonesia.

Kebanyakan dari kita tentu berpikir, buku-buku besar ini pasti lahir dari orang besar pula. Anggapan itu memang tak salah, karena nama-nama penulis buku ini pasti sudah dikenal luas.

Siapa yang tak kenal William Shakespeare, atau Albert Einstein, yang nama besarnya bahkan menenggelamkan kemasyhuran bukunya sendiri? Namun sayangnya, pemilihan karya-karya yang ada di sini sedikit menuai kekecewaan.

Saya begitu menyayangkan kenapa Also Sprach Zaratustra karya Friedrich Wilhelm Nietzsche tak ada di sini, padahal dia pemikir aliran eksistensialisme yang sangat berpengaruh, bahkan hingga sekarang. Atau ke mana pula Two Treaties karya John Locke yang dianggap sebagai titik mula aliran liberalisme.

Kita tentu tak dapat memungkiri bagaimana liberalisme telah memengaruhi hidup manusia. Neoliberalisme yang beberapa waktu lalu sempat digembar-gemborkan tak akan ada tanpa liberalisme sebagai ibu kandungnya.

Sebenarnya pembelaan penulisnya yang sedari awal mengatakan pemilihan karya-karya yang ada bersifat subjektif tak banyak menolong kekecewaan saya, atau mungkin kekecewaan orang lain yang penulis atau pemikir favoritnya tak dimunculkan di sini.

Atau memang mungkin pembatasan 50 buku terlalu sedikit untuk menguraikan buku-buku apa saja yang telah mengubah dunia. Ketika saya membacanya lagi sampai mendekati akhir buku ini, kekecewaan saya muncul lagi.

Saya agak kecewa dengan dipilihnya novel Harry Potter and the Philosopher’s Stone karya JK Rowling. Saya setuju jika novel itu memang begitu bagus dan ide ceritanya sangat brilian.

Namun saya meragukan buku ini memiliki kekuatan untuk memengaruhi dunia. Saya rasa “sihir” novel ini tak cukup mampu memengaruhi dunia. Fakta bahwa novel ini difilmkan dan meraih antusiasme yang fantastis tak dapat dijadikan tolok ukur.

Alih-alih terpukau dengan Harry Potter, saya bertanya-tanya ke mana trilogi The Lord of The Ring karya JRR Toelkin. Buku ini telah hadir sejak 1950-an dan merupakan inspirasi bagi banyak pelaku seni.

Dengan cerita dan tokoh-tokohnya yang tiada duanya, dilengkapi setting fantasi yang memukau, tak ada alasan untuk menghilangkan buku ini dari daftar. Inilah yang mengusik pikiran saya.

Saya lupa memberitahukan satu hal, buku ini adalah buku terjemahan. Buku ini diterjemahkan dengan baik, sehingga sangat nyaman dibaca. Kemudian ada penambahan daftar buku yang berpengaruh di Indonesia pula. Sayangnya, hanya ditampilkan empat buku dalam buku ini. Jadi saya agak ragu dengan signifikansinya dalam buku terjemahan ini.

Ini karena setelah membaca bahasan mengenai lima buku yang mengubah dunia, akan terasa janggal membaca buku-buku yang berpengaruh di Indonesia, terlebih jumlahnya hanya empat karya.

Seharusnya itu dibuat buku tersendiri, agar tak menjadi seperti sampiran saja. Buku-buku itu adalah Nagarakretagama karya Mpu Prapanca, Sutasoma karya Mpu Tantular, Max Havelaar karya Multatuli, dan Habis Gelap Terbitlah Terang karya Kartini.

Tak banyak yang bisa saya komentari untuk daftar buku Indonesia itu. Hanya saja, yang saya pertanyakan, ke mana roman Bumi Manusia-nya Pramoedya Ananta Toer? Cukup mengherankan jika penulis penting seperti dia tak masuk dalam daftar.

Bahkan Madilog-nya Tan Malaka juga tak dilirik. Membaca buku ini membuat saya mencampurkan rasa kecewa dan puas sekaligus. Mungkin di sinilah menariknya buku ini. Saya tak perlu berpikir dua kali untuk menambahkan buku ini dalam rak buku saya.

Judul: Buku-buku yang Mengubah Dunia
Penulis: Andew Taylor
Penerbit: Erlangga
Tebal: 220 halaman