Mahasiswa Kampanye Penyelamatan Bahasa Sunda

Nanda Sugiono
http://www.tempo.co/

Demo melindungi kebudayaan Sunda dilakukan oleh puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia di depan Gedung Sate Bandung pada Selasa, 21 Februari 2012. Aksi ini sebagai bentuk memperingati Hati Bahasa Ibu Internasional yang diperingati pada hari ini.

“Demo ini merupakan kampanye penyelamatan kebudayaan Sunda yang merupakan aspirasi kami,” ujar komandan lapangan aksi, Diky Arlyana. Menurut dia, aksi ini dilakukan karena masyarakat Jawa Barat saat ini mulai melupakan kebudayaan Sunda. “Terutama penggunaan bahasa,” katanya.

Bahasa Sunda, kata Diky, sudah mulai dilupakan karena banyak masyarakat Jawa Barat mulai merasa malu dan gengsi untuk menggunakannya. “Terutama di Kota Bandung, masyarakat kota merasa dicap ‘kampungan’ jika menggunakan bahasa Sunda.” Hal ini, kata Diky, “merupakan salah satu akibat dari banyaknya pendatang di Kota Bandung.”

Ketidakpedulian ini sangat merisaukan Diky dan kawan-kawan. “Karena itu pada aksi kali ini kami membawa seni-seni kebudayaan Sunda yang dipentaskan sambil long march,” ujarnya.

Selain itu, aksi ini juga merupakan upaya mendorong pemerintah provinsi untuk merealisasikan perda yang telah dibuat. “Karena kita melihat realisasi perda tersebut sangat kurang, bahkan tidak ada,” kata Diky.

Melalui aksi ini, BEM UPI berharap Pemerintah Provinsi dan DPRD Provinsi Jawa Barat dapat lebih peduli dan melakukan banyak kegiatan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebudayaan Sunda. “Karena dari audiensi tahun lalu, realisasi tersebut tidak juga terjadi. Kami berharap tahun ini dapat menelurkan realisasi, paling tidak bahasa Sunda diajarkan di seluruh sekolah mulai dari TK,” kata Diky.

Menurut data Summer Institute Linguistic (SIL), bahasa Sunda ada pada urutan ke-32 dengan jumlah penutur 27 juta jiwa. Sedangkan di Indonesia, bahasa Sunda ada di urutan ke-2 setelah bahasa Jawa yang memiliki penutur lebih dari 75 juta jiwa. Pemerintah provinsi sendiri telah menetapkannya dalam Perda Nomor 5 Tahun 2003 tentang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara daerah.

BEM UPI sebelumnya telah melakukan long march yang dimulai dari Jalan Purnawarman, Jalan Merdeka, Jalan Aceh, Jalan Riau, Jalan Banda dan berhenti di Gedung Sate.

21 Februari 2012