Sajak-Sajak Dody Kristianto

http://www.lampungpost.com/
Rerumput

Kami sungguh ingin tumbuh
dari subuh ke subuh,
kami ingin tumbuh
menentang langit mau runtuh,
rebah ke tanah,
dan menimpa kali
yang maha rusuh,
di pinggiran kami.

(2012)

Tilas

Kangen kami yang satu
selalu menyapa
segala kaki melangkah,
serupa kami jumpai ia,
sang petani yang menunggu
segala tunas lunas berbuah.
Kami sungguh suka memandang
bila berbuah itu kelak
berbaju ranum
berlekuk anggun.

(2012)

Rerambut

Sepasang lempeng itu
terang menggoda kami

Sepasang lempeng itu
sudah menunggu kami
Sepasang lempeng
yang menggoda iman kami
untuk segera menuntaskan
tugas mahasuci.

Tugas yang telah dirawi
dalam riwayat pendahulu kami.

Tugas yang benar menciutkan
nyali kami, menjelajah belukar
paling ngeri. Kami tahu, mestinya
bukan kutu sial itu yang kami temui
pada perjalanan ini, bukan kutu.

Semestinya sisa benih hujan itu
yang tertinggal. Atau bebau matahari
yang turut mekar sesudah seharian
ia menanam cinta lampaunya
pada hehijauan yang menjalar itu.

Hehijau yang tak henti
bermimpi, yang selalu
melampaui kerendahan kami,
yang ingin mendongak
mencapai langit tinggi.

(2012)

Pedang

Yang ia tikam
tak kunjung padam
dari ingatan
“Bukankah telah kamu sucikan
ia dari segala kesesatan
dan perihal tak sopan
yang akan bertandang?”

(2012)

Bahasa »