Membangkitkan Kesenian Jepara

Drs Udik Agus DW MPd
Suara Merdeka, 14 Mar 2013

Pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara periode 2013-2017 telah terpilih lewat musyawarah daerah (musda) pada akhir Januari lalu. Pemilihan secara langsung yang diikuti oleh 164 peserta itu mendudukkan Drs Sudarto sebagai ketua melalui perolehan 63% suara, mengungguli dua rivalnya, Hadi Purwanto (26%) dan Didit Endro S (11%).

Apakah seluruh tahapan musda hingga keterpilihan ketua baru itu memuaskan semua pihak? Jawabnya tidak. Ada beberapa hal yang kurang tepat sehingga perlu dikritisi. Saya mengikuti kegiatan itu dari awal hingga akhir dan merasa perlu memberikan catatan sebagai bahan perbaikan kegiatan musda dan kepengurusan mendatang.

Pertama; semua peserta yang hadir memiliki hak suara tanpa memperhitungkan komposisi yang adil bagi utusan cabang kesenian. Peserta yang hadir berdasarkan undangan pun belum sepenuhnya mewakili keberadaan komunitas dan ragam kesenian di kabupaten tersebut.

Ada utusan dari seni tradisional (pedalangan, emprak, ludruk, tayub, kentrung, dan sinden), seni musik (dangdut, band, rebana), seni teater, seni sastra, seni rupa (lukis dan patung), seni fotografi, dan sinematografi. Sebagian utusan bukan tokoh-tokoh seni, bahkan komposisi perimbangannya pun tidak jelas.

Dari sekian cabang kesenian, peserta terbanyak dari seni musik, khususnya musik rebana. Berarti kesenian Jepara didominasi oleh seni rebana? Saya berpendapat hal itu lebih disebabkan oleh kekurangpahaman DKD dan panitia pelaksana musda (steering committee) tentang peta kesenian di Bumi Kartini. Terlebih belum adanya database seniman dan komunitas seni di DKD.

Kedua; kemelemahan kinerja kepengurusan DKD. Hal ini terlihat dari kepengurusan yang tidak solid, realisasi program kerja yang tidak jelas, keminiman perhatian pada seni tradisional, serta tidak adanya event akbar kesenian selama satu periode kepengurusan.

Ketiga; pengaturan waktu musda kurang efisien. Semestinya penjadwalan registrasi maksimal dua jam, dimulai pukul 08.00. Bukankah semua peserta itu orang Jepara sehingga tidak perlu diberi waktu registrasi begitu lama.

Spirit Berkesenian

Seyogianya panitia bisa mengatur waktu agar musda dilaksanakan mulai pagi dan berakhir sore hari. Pelaksanaan kegiatan yang boros waktu dan bertele-tela hanya akan membuat peserta jenuh sehingga beberapa pulang sebelum waktu penutupan.

Catatan ini bukan bermaksud mencela kerja keras panitia ataupun mencaci kepengurusan yang berakhir masa baktinya, melainkan menggantang harapan ke depan. Saya berharap panitia musda mendatang dan kepengurusan DKD yang baru bisa menjalankan tugas lebih baik.

Seniman dan pekerja seni di Jepara sangat berharap soliditas kepengurusan dan mampu menjadi jembatan bagi mereka untuk berkesenian dan menghasilkan karya kreatif. Memang ada kekhawatiran dari sebagian peserta musda atas keterpilihan ketua baru yang berlatar belakang pengurus partai. Namun, semua itu bergantung pribadi bersangkutan.

Saya optimistis ketua yang baru dapat mengelola organisasi dengan lebih baik. Saya beserta seniman dan pekerja seni berharap kepengurusan dewan kesenian mampu mengembangkan kesenian di daerah itu. Artinya, mau bekerja dengan spirit memajukan kesenian, bukan maksud yang lain.

Beberapa pekerjaan rumah telah menunggu, dari konsolidasi pengurus, rekonsiliasi seniman, penyusunan rencana strategis, hingga perencanaan dan pelaksanaan program. Ada beberapa hal yang menjadi dambaan seniman, pekerja seni, dan pencinta seni di Jepara, yaitu soliditas kepengurusan, perhatian yang adil kepada semua cabang kesenian, transparansi pengelolaan keuangan.

Selain itu, kejelasan program kerja, dan tidak menjadikan dewan kesenian sebagai alat politik atau alat kepentingan tertentu di luar kesenian. Sebaliknya, seniman dan pekerja seni Jepara harus mendukung program DKD. Tak boleh hanya menuntut dan meminta perhatian tanpa karya nyata. Perlu membangun sinergitas antara pengurus dan seniman/ pekerja seni dalam satu keharmonisan.

*) Pegiat kesenian, aktivis Kelompok Studi Sastra Jepara.
https://suaraguru.wordpress.com/2013/03/15/membangkitkan-kesenian-jepara/

Leave a Reply

Bahasa ยป