SYRIA DAN PALESTINA
Rahmat bagi logam buatan Barat yang berkilauan!
Gelas Aleppo yang jarang kini telah penuh anggur merah.
Jika orang Yahudi mengaku Palestina sebagai tanahnya
Mengapa orang Arab tidak menuntut Andalusia?
Rencana busuk telah disusun oleh majikan Inggris
Ini bukan kisah jeruk, madu ataupun kurma.
RUBA’IYAT
Kau matahari, aku planet berputar
Mengitarimu, diterangi penglihatan-Mu
Tercerai dari-Mu aku menderita
Kau Kitab, aku cuma hurufnya
Bayang-bayang-Nya lebih karib di mata hati
Rindu melihat Dia lebih nikmat lagi
Pedih jiwaku. Lalu seorang Sufi berkata:
“Jalan berliku lebih baik daripada tujuan perjalanan.
Belajarlah menghargai dirimu, O Anak!
Adakah kau ini Muslim? Enyahkan kebanggaan
Keturunan. Jika orang Arab memandang kulit
Dan darahnya, katakan selamat tinggal kepadanya
Disebut Cina, Melayu, Turki, atau Afghan
Kita ini milik sebuah taman besar, pohon besar
Lahir di musim semi itulah keluhuran
Membedakan warna kulit adalah dosa bagi kita
Iskandar dan bendera dan pedangnya telah lenyap
Lenyap segala gelar, tambang emas dan kapal lautnya
Sejarah Ummat jauh lebih kekal raja-raja
Jamshid lenyap, namun Persia masih ada.
Kau masih terikat pada warna kulit dan ras
Maka kaumenyebutku Afghan atau Turkoman
Namun pertama kali aku manusia, tak lebih
Baru setelah itu seorang India atau Sudan.
KARL MARX
Papan catur penelitian dan ilmu pengetahuanmu
Sandiwara debat kusir dan cekcok mulutmu —
Karl, ingat! Dunia sudah tak sabar menyaksikan
Lelucon mengerikan buah angan-angan pengikutmu!
Setelah budak benda-benda ekonomi
Makhluk apa yang terjumpa dalam pustakamu?
Sebuah lelucon yang mirip lingkaran setan semua ini
Tipu daya menuju kekacauan semua ini
Dalam kuil Barat yang penuh dengan berhala
Mimbar politik dan bangku-bangku kuliahnya
Ketamakan dan algojo-algojomu yang berlumur darah
Semua mengenakan topeng di bawah komedi akal bulusmu.
***
Muhammad Iqbal, lahir di Sialkot, Punjab, India, 9 November 1877 – meninggal di Lahore, 21 April 1938, dikenal juga sebagai Allama Iqbal, adalah seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20. Karya-karyanya telah banyak disalin ke dalam Bahasa Indonesia, kumpulan puisinya “Asrar-i Khudi” diterjemahkan Bahrum Rangkuti, “Payam-i Masyriq” diterjemahkan Abdul Hadi W.M., dan sumber tulisan di atas diambil dari: Kembang Para Syuhada