Eusideroxylon Zwageri
mengapa harus iri
pada eusideroxylon zwageri
sedang senyum yang pernah kaugenitkan pada sufi
kian menguat oleh hujan dan terik mentari
ini tentu bukan mimpi
saat kusentuh tangga lamin yang bahari
aku telah belajar menakik hati
dan kupastikan sesaat lagi
rambutmu menyibak menggerai
kerana aku mulai mendaki
___
eusideroxylon zwageri: ulin
Enggang
“bucaros rhinoceros
ngangkasa nerobos eros”
biarkan aku terus menyanjungmu, puteri
dan kuselipkan bulu enggang di sisi kiri
engkau tahu
dan harus tahu
dalam bujukan metafisika yang jalang
aku selalu saja kembali merasa lajang
___
bucaros rhineceros: burung enggang
Bar
kerana malam
memaksa kita
menghormati perjamuan
maka kupilih lampion dan piala
sebagai menu pembuka
dan senyummu
terasa mahal
jatuh
di meja bar
dan matamu
menyipit
menyisir cara kerjaku yang rumit
sebagai pramusaji
yang mengasong cawan smara
“cawan smara” katamu
pada akhirnya
Sebangau
betapapun
aku paham tanah ini
orang selalu saja keji
memilirkan kayu
memilirkan hati
Makrifat Sungai
aku berkapal, sepagi tadi
sesiang ini
menyusuri sungai
dan kupastikan
bahwa aku tidak pernah
melupakanmu
dari dek ini
kutangkap aurat tepian
yang menjaga genit perawan
mandi berkain basah
berhati basah
amboi
aku kembali memastikan
bahwa syahwatku telah basah
oleh sebab mengintipmu
di sungai
Makrifat Sungai 2
seumpama perawan
engkau berhasil merampas
kelaminku
(di sini
di tepi mahakam
kutanggalkan seluruh pakaian
dan seumpama lelaki
aku bersampan)
ah perawan
sembunyikanlah pakaianku
Laki
lakiku
bertiang ulin
merawat tubuh
dari aurat tahun
yeng menyampah
di perairan
di tanah
dalam hitungan waktu
lakiku menyusun rindu
selaiknya perahu
dalam balutan waktu
lakiku berkahwin cemas
bahwa di seberang kalender
debit sungai akan menipis
dan pasang laut
mengasinkan mulut
saat itu
sesiapa pun akan rapuh
oleh takut
oleh mimpi
yang menubuh
tapi memang
lakiku
bertiang ulin
tak terjangkau marah sungai
sebab ia menjangkau
cumbu sungai
***