Sampaikan Surat Ini Kepada Maksimin

Muhammad Yasir

Maksimin seorang derma yang pesakitan dan lebih tua hampir 20 tahun dariku. Tubuhnya tinggi dan kurus, rambutnya tidak terawat sepertinya begitulah perangai seorang serdadu yang kalah perang. Dua bulan belakangan ini, dia kerap menghabiskan hari-harinya di sebuah kamar sumpek. Dia menulis dan menyunting di sana. Semua penulis, barangkali, memiliki prinsip individual dalam kerja-kerja kreatifnya. Tentu ada kebebasan yang aneh yang terkandung di dalamnya. Continue reading “Sampaikan Surat Ini Kepada Maksimin”

Catatan Singkat: Merdeka itu Berjalan di atas Cita-cita!

Nurel Javissyarqi *

Sudah lama tak menulis lewat status facebook. Untuk memulainya kembali, yang ringan-ringan dulu. Kali ini, ditujukan pada orang-orang yang mencemburi saya atas kengangguran diri pribadi. Semoga nanti, tiadalah terbersit tindakan somse, kecuali demi mereka tak cemburu lagi atau kembalilah saling menginsyafi. Ada-ada saja pertanyaan seolah ingin tahu perputaran uang di saku, semisal “Selama ini tidak pernah menghasilkan uang dari website?” Batin ini agaknya berontak, “Jangan hubungkan sastra dengan uang di hadapan saya!” Selanjutnya, sambil dengar musik Mehter Ottoman, diperturutkan ini lelangkah… Bismillah… (Sepertinya agak sungkan, tapi biarkanlah dituntaskan guna pada ‘mingkem’, dan tiada pertanyaan semacam itu lagi). Continue reading “Catatan Singkat: Merdeka itu Berjalan di atas Cita-cita!”

Bahasa »