Jerami, Hasrat, dan Waktu

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 23 Jan 2010

JERAMI itu tak hanya berupa batang-batang padi yang telah mengering setelah dituai. Akan tetapi, ia juga menyimpan jejak panjang ihwal manusia dan ruang yang dihuninya, para petani, masyarakat agraris, dan ruang pesawahan. Dan ketika jerami itu menjadi tubuh manusia maka niscaya di situ ada yang hendak diungkapkan. Dari mulai realitasnya sebagai sebuah sosok hingga berbagai lanskap peristiwa yang dihuninya. Continue reading “Jerami, Hasrat, dan Waktu”

Keris yang Menikam Batu

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 28 Nov 2010

PADA dinding, sebuah banjir besar sedang menelan Kota Jakarta. Sedang di sebuah ruang sempit tampak hutan hanya tinggal jejak pepohonan. Daun-daun kering dan tanah yang berwarna kelabu, dan sebuah keran dengan tetesan air yang menggelantung di ujungnya, seolah tetesan air terakhir. Lewat cermin di setiap sisi ruang sempit itu, pemandangan hutan yang hancur tersebut sekonyong-konyong menjadi ruang yang demikian besar. Continue reading “Keris yang Menikam Batu”

“Perlawanan” Perempuan

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 26 Juli 2008

KETIKA seni, seperti disebut Marcus dan Myers (1991), dipahami sebagai ruang tempat keragaman, identitas, dan nilai budaya diproduksi dan dipertentangkan, demikian pula halnya dengan kliningan jaipongan. Para sinden penari (sinden ronggeng) dalam kliningan jaipongan di Subang, seperti juga gandrung di Jawa Timur, ronggeng, ledek, tandak, atau cokek di Betawi, keberadaannya dalam seni pertunjukan tradisional senantiasa dihubungkan dengan tokoh wanita yang punya peranan seks. Continue reading ““Perlawanan” Perempuan”

Perang Bubat yang Lain

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 31 Mei 2009

PERANG itu konon terjadi tahun 1357 Masehi, di sebuah tempat bernama Bubat. Ketika itu, Raja Galuh Prabu Maharaja Linggabuana datang membawa putrinya yang cantik, Dyah Pitaloka Citraresmi. Kedatangan raja Sunda beserta rombongan adalah untuk menikahkan putrinya dengan Raja Majapahit Hayam Wuruk. Tapi sesuatu yang tak terduga terjadi. Kedatangan rombongan dari Kerajaan Galuh itu oleh Mahapatih Gajah Mada ternyata dimaknai lain. Bukan untuk perkawinan, melainkan penyerahan putri Dyah Pitaloka untuk diperistri Hayam Wuruk sebagai tanda bahwa kerajaan Sunda Galuh mengakui kekuasaan Majapahit. Continue reading “Perang Bubat yang Lain”

Khazanah Sastra 2010

Ahda Imran
Pikiran Rakyat, 26 Des 2010

SEPANJANG 2010, halaman sastra suplemen budaya Khazanah Pikiran Rakyat telah memuat 24 cerpen serta 70-an sajak karya para cerpenis dan penyair. Dengan hanya muncul dua kali dalam sebulan (dua mingguan), secara kuantitas, jumlah ini tentu hanya separuh dari jumlah cerpen dan puisi yang terdapat di halaman sastra di berbagai koran lain yang terbit setiap hari Minggu. Continue reading “Khazanah Sastra 2010”

Bahasa ยป