Sarkasme Bahasa dalam Kasus Didin

Andrenaline Katarsis

Mengikuti perkembangan kasus hukum yang menimpa Didin Tulus (DT) ini agak menarik dan mengusik perhatian saya. Dikatakan menarik karena kasus yang bernuansa lokal ini menyimpan problematik semantik bahasa, yakni si pelapor memakai bahasa Sunda dalam setiap unggahannya di sosial media sehingga publik majemuk kesulitan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kasus ini mengusik, karena setelah saya telusuri, si pelapor dan si terlapor DT ternyata adalah sesama urang Sunda dan sama-sama pegiat buku. Continue reading “Sarkasme Bahasa dalam Kasus Didin”

Bahasa »