Saatnya Belajar Menghargai Pram

Anita Retno Lestari*
http://www2.kompas.com/

Seandainya tidak dibuang ke Pulau Buru dan diisolasi secara politis oleh rezim Orde Baru, apakah novel-novel tetralogi yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Rumah Kaca, dan Jejak Langkah bisa ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer?

Pertanyaan itu bukan pembelaan terhadap rezim Orde Baru yang sekian tahun membuang sastrawan besar Indonesia itu sebagai tahanan politik. Meski faktanya justru pembuangan merupakan “berkah” bagi Pram untuk melahirkan karya tetraloginya yang semakin mengibarkan namanya dalam kesusastraan dunia dan sempat memosisikannya sebagai calon peraih hadiah Nobel. Continue reading “Saatnya Belajar Menghargai Pram”

Bahasa ยป