DEMIKIANLAH batas wilayah linguistik semakin mendekati batas wilayah negara, batas bangsa.
Bambang Agung*
http://www.korantempo.com/
DEMIKIANLAH batas wilayah linguistik semakin mendekati batas wilayah negara, batas bangsa. Bahasa adalah lemari penyimpan memori bangsa, baik yang busuk memuakkan maupun yang indah membanggakan. Dari hal-hal begini, antara lain, karakter suatu bangsa terbentuk. Pada hal semacam ini pula semestinya dicari “sastra kita, sastra nasional”, dengan kata lain, sastra berbasis bangsa. Soal bagaimana bentuk ideal dan ukuran mutu “sastra nasional” idealnya, itu perkara lain yang layak diperdebatkan. Namun, satu hal pasti: sastra sampai batas tertentu mesti tunduk pada karakter bahasa. Continue reading “Sastra Dunia, Sastra Nasional”