Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=340
Penyair dipertentangkan dengan dunia, karena ia tak dapat menerima segala yang tampak sebagaimana apa adanya (Ben Okri).
Penyair hadir dari kegelisahan menggila atas beban lingkungannya; ladang di mana dirinya menemukan benturan hebat, di hadapannya rumusan hidup tiada yang becus, wewarna sengkarut. Namun tatkala melihat langit biru peroleh rongga pernafasannya lega, awan beterbangan sewujud pergerakan sosial, peradaban bertumpuk-tumpuk. Dan saat angin menghampiri didapati abad silam-semilam memberi kabar, lantas turun balik peroleh kekacauan yang sedikit jinak. Continue reading “Ben Okri Dan Penyair Tulen”