Cucuk Espe *
Radar Surabaya, 14/10/2012
Aku temukan dia. Lelaki itu. Dia masih tetap duduk di atas batu besar yang menjorok ke sungai. Gagang pancing warna hitam terjepit di sela retakan bebatu. Tepat di depannya. Keduanya tidak bergerak meski terik terasa membelah ubun-ubun. Arus sungai yang tenang memang menjadi kesukaan ikan air tawar. Namun, sejak aku mengetahui lelaki itu memancing, belum satu pun ikan yang di dapat. Entah mengapa, dia tetap setia memancing, duduk bersila di atas batu. Ini adalah pemandangan yang ganjil. Ya, menurut kebanyakan orang –termasuk aku– lelaki itu menyuguhkan keganjilan yang sulit dimengerti. Continue reading “Lelaki yang Selalu Memancing di Atas Batu”