MEMPERTANYAKAN KWALITAS PUISI PENYAIR (ATAS?)

Cunong Nunuk Suraja

Penyair makin tua makin mantap jejak guratan penanya. Walau sedikit guyuh tapi tak lekang mengungkap daya kreatifnya untuk disodorkan ke pembaca. Puisi yang tercetak tentu sudah layak uji dan siap atau tidak siap menerima tanggapan pembaca. seperti pernah diungkap Sutardji CB bahwa salah cetak mungkin menjadi berkah atau malapetaka. Lebih-lebih jika dalam salah cetak atau unggah dalam dunia maya kesalah cetakan itu menimbulkan kesalahan logika kata. Continue reading “MEMPERTANYAKAN KWALITAS PUISI PENYAIR (ATAS?)”

MENJAJARKAN PUISI LANDUNG R. SIMATUPANG DAN ASEP SAMBODJA DALAM ENAM BULAN

Cunong Nunuk Suraja
http://lina-kelana.blogspot.com/

Membandingkan jumlah puisi Landung dengan Asep sampai detik September menuju hari Lebaran, Landung hanya setengahnya saja yang terjaring dalam notes di facebook. Bukan berarti Landung tidak produktif tetapi mungkin tidak serajin Asep mengunggah atau up-load puisi di notes facebook. Jika menilik kadar kepekaan atas sentuhan permasalahan sosial keduanya menempati tempat yang sama. Karena ketidak seringan Landung memunggah saja maka jumlah puisi Landung cenderung lebih irit. Continue reading “MENJAJARKAN PUISI LANDUNG R. SIMATUPANG DAN ASEP SAMBODJA DALAM ENAM BULAN”

Teror yang Menyastra

Cunong N. Suraja
http://nasional.kompas.com/

Sastra teror dikenalkan oleh Putu Wijaya terutama dalam bentuk drama dan dalam kisah cerita pendek dan novelnya. Kisah kisah Putu Wijaya memang memberi tikungan dan logika yang kebalik atau istilahnya logika gila.

Seperti dalam novel “Lho” logika Putu yang selalu awas mencurigai sekelilingnya seakan-akan mengancam membunuh tokoh novel. Demikian juga dalam Novel pendek “Sobat” tokoh Aji dibunuh karena kecemburuan dan ujung kisahnya si Pembunuh tergantung di tiang listrik seakan dendeng kering. Continue reading “Teror yang Menyastra”

Mengenali Sapardi Djoko Damono

Cunong N. Suraja *
oase.kompas.com

KEHILANGAN JEJAK SAPARDIAN PADA SAJAKNYA DI KOMPAS 22 MARET 2009 – SEBILAH PISAU DAPUR YANG KAUBELI DARI PENJAJA YANG SETIDAKNYA SEMINGGU SEKALI MUNCUL BERKELILING DI KOMPLEKS, YANG SELALU BERJALAN MENUNDUK DAN HANYA SESEKALI MENAWARKAN DAGANGANNYA DENGAN SUARA YANG KADANG TERDENGAR KADANG TIDAK, YANG KALAU DITANYA BERAPA HARGANYA PASTI DIKATAKANNYA, “TERSERAH SITU SAJA?” (KADO ULTAH SAPARDI DJOKO DAMONO KE 70) Continue reading “Mengenali Sapardi Djoko Damono”

Bahasa ยป