Farid Gaban, Nurur Rokhmah Bintari, Dewi Rina Cahyani
majalah.tempointeraktif.com
Penampilannya bersahaja- terlalu bersahaja. Namun, ada yang sedikit aneh: dia tak memakai sandal seperti yang selalu dipakainya bertahun-tahun. Tentu saja, selain sebuah mesin ketik yang erat ditentengnya, dalam perjalanannya menuju New York awal April lalu itu. Mesin ketik mengisyaratkan anakronisme, New York adalah paradoks. Dan ada satu pertanyaan menggoda: tidakkah Pramoedya Ananta Toer -seperti tokoh dalam novel fiksi-sains klasik karangan H.G. Wells -merasa terlontar oleh mesin waktu ke dunia yang sama sekali berbeda? Continue reading “Sebuah Jendela di Senja Hidup Pram”