Puisi-Puisi Inggit Putria Marga

http://www.korantempo.com/
SI SAKIT

Mesti buru-buru aku ucapkan, sebab langit kamar sempit biru berkata padaku: beberapa saat lagi penguasa alam menarik kemampuanmu bicara.

ketahuilah, detak jantungmu seberisik gema lonceng gereja, dengung mangkok labu dalam vihara, tabuhan beduk berkulit sapi di tepi musholla, serta mengingatkanku pada ricik jangkrik yang bertapa sebatang kara di laci meja tempatmu bekerja. Continue reading “Puisi-Puisi Inggit Putria Marga”

Sajak-Sajak Inggit Putria Marga

http://www.lampungpost.com/
Otak Kiri

air yang terjun menghempas diri ke batu-batu ketika kata-kata ini kukekalkan untukmu, takkan menyamai kudus bening nyanyian yang kau susupkan pertama kali ke telingaku. kidung yang membuat bumi, bagiku, menjadi sedikit longgar dan planet lain seolah berbercak ungu. tapi bebatu tempat air terjun itu terhempas, memulangkan ingatanku ke matamu yang suatu malam tak dapat terkatup pulas, bersinar rapuh dan emas. lantas kukenang engkau seperti pengkhayal mengenang masa lalu paling hulu. sesekali menangis haru, kadang-kadang mengerut malu. tapi air mata atau malu takkan pernah menjelma perahu (atau apa saja yang dapat membuat kita bertemu). maka kubertanya seakan padamu, masihkah perlu kulakukan itu? Continue reading “Sajak-Sajak Inggit Putria Marga”

Sajak-Sajak Inggit Putria Marga

http://cetak.kompas.com/
tiga angsa

1. bulu putih
terapung sendiri di tepi rawa, mengitari hutan seroja, mencari-cari sisa purnama.

ia temukan wajah matahari yang menggenang sia-sia, koyakan luka daun-daun padma juga kodok yang begitu dikenalnya. apa kabar anda? sapa angsa yang putih santan bulunya, kodok menyelam ke dalam rawa. pendaran air mengombang-ambingkan luka daun-daun padma, memecah wajah matahari Continue reading “Sajak-Sajak Inggit Putria Marga”