M. Harir Muzakki Continue reading “TUNGGAK JATI CEMPURUNG”
Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian V Selesai)
Karya: Masataka Takeshita
Penerjemah: M. Harir Muzakki *
Selanjutnya, Ibn ‘Arabi membagi para ulama berkaitan “sampai (pada Tuhan)” (wusul), yaitu: mereka yang kembali, dan mereka yang tidak kembali. Mereka yang kembali dibagi dalam dua kelompok: kembali secara khusus (ruju’ khusus), dan kembali secara umum (ruju’ ‘umum).165 Yang pertama dinamakan arif dan yang kedua dinamakn ‘alim yang menjadi pewaris (warith). Continue reading “Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian V Selesai)”
Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian IV)
Karya: Masataka Takeshita
Penerjemah: M. Harir Muzakki *
Kesinambungan Kewalian
Menurut al-Tirmidhi, para wali terus muncul pada masa kekacauan yang gelap setelah meninggalnya Muhammad dan sahabatnya. Dia menegaskan bahwa masa kebaikan (dawlat al-khayr) dan masa kejahatan (dawlat al-sharr) silih berganti, berdasarkan hadis, Continue reading “Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian IV)”
Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian III)
Karya: Masataka Takeshita
Penerjemah: M. Harir Muzakki *
Hakim Tirmidhi
Telah masyhur bahwa Hakim al-Tirmidhi adalah orang pertama yang menjelaskan teori kewalian. Meskipun, konsep kewalian telah muncul lebih awal dari dia dalam sejumlah hadis, dia menjadikan konsep kewalian sebagai pijakan seluruh tulisannya, dan semua sufi masa berikutnya mendasarkan teori kewaliannya pada al-Tirmidhi, tanpa terkecuali teori kewalian Ibn ‘Arabi. Continue reading “Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian III)”
Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian II)
Karya: Masataka Takeshita
Penerjemah: M. Harir Muzakki *
Kewalian dan Kenabian
Pada bab 167 Futuhat, Ibn ‘Arabi mengungkapkan tingkat kesempurnaan kekhalifahan yang dianugerahkan pada Adam:
Ketahuilah bahwa sebagaimana kesempurnaan yang diperoleh (al-kamal al-matluba) karena itu manusia diciptakan — yaitu, kekhalifahan — Adam mencapainya dengan pertolongan Tuhan (‘inaya ilahiya). Continue reading “Sufi yang Shaleh sebagai Manusia Sempurna (Bagian II)”