Martin Aleida
Kompas, 27 Mei 2007
Sudah kusaksikan bagaimana Asikin dibunuh pensiunnya sendiri secara perlahan. Juga Asril. Beberapa bulan sebelum memasuki masa pensiun, mereka mulai berjuang melawan waswas dan perasaan tak berharga, disia-siakan. Perasaan yang terus menyiksa mereka sampai beberapa bulan setelah mereka sudah tidak lagi disambut dengan senang hati di kantor, kalau mereka singgah sekadar melepas rindu. Asikin mengalami gangguan pencernaan. Ambeiennya bertambah parah dan terjadi pendarahan. Setelah konsultasi dengan beberapa dokter, akhirnya dia jatuh ke tangan seorang ahli jantung yang mengirimkannya ke rumah sakit khusus untuk dibedah. Continue reading “Tukang Urut di Tepi Danau”