Peraduan Tamansari

M.D. Atmaja

Hujan rintik, bertarian di atas kolam para raja. Mendendang lagu, bertalu kusuma rindu dari perjalanan panjang yang tidak pernah bisa kumengerti. Ketika dalam babak yang sakit aku bertemu kembang di tengah sungai waktu, ketika bermimpi tentang cinta dan kematian. Continue reading “Peraduan Tamansari”

Eksotisme Cinta Menjelma Warna

M.D. Atmaja

Perjalanan manusia menjadi indah dikarenakan rasa yang menumbuh dalam kalbu. Rasa ini kita sebut cinta, luapan dari keinginan juga perbauran yang murni mengenai kebutuhan. Tidak sekedar keinginan, sudah tentu juga menjadi kebutuhan di lain pihak. Jikalau cinta sudah menjadi kebutuhan tidak sekedar keinginan, maka rasa ini akan menjadi nuansa dominan di dalam kehidupan kita. Bahkan ada yang menisbatkan diri, menjadikan cinta sebagai jalan hidup dalam menapaki jarak ruang dan waktu. Continue reading “Eksotisme Cinta Menjelma Warna”

Jimat Para Koruptor vs Jimat Teroris

M.D. Atmaja

Membicarakan masalah jimat, tidak semerta-merta membubuhi diri dengan pikiran kolot, atau rasa yang menolak logika. Masyarakat Indonesia, dimulai dalam tradisi animisme yang mana menempatkan posisi jimat dalam struktur sakral yang diminati. Jimat sebagai sesuatu yang logis bagi mereka yang mempercayai, namun kita tidak akan membicarakan mengenai ungkapan “jimat” yang sebenarnya. Akantetapi, lebih pada nilai keampuhan yang dibawa, ditunjukkan pada kita semua. Continue reading “Jimat Para Koruptor vs Jimat Teroris”

Menjadi Marxian Sejati, Menjadi Sejatinya Akar Rumput

M.D. Atmaja

Ini adalah sebuah kenangan atas hebatnya perhelatan pemikiran kiri di negara yang pernah membantai habis manusia-manusia berpaham merah gerakan dibawah naungan dewa komunis. Sistem pemerintahan yang diyakini dapat membawa kebaikan universal bagi manusia lewat dogma “sama rata sama rasa” yang menurut saya tidak hanya mengarah pada nilai ekonomi belaka. Bagi saya, “sama rata sama rasa” lebih pada nilai untuk saling berbagi hidup, saling berdampingan untuk mengisi setiap kekosongan, berlaku dalam dataran manusia sosial yang saling memperdulikan. Continue reading “Menjadi Marxian Sejati, Menjadi Sejatinya Akar Rumput”

Purworejo, Purwa Rinduku

M.D. Atmaja

SEJAUH tapak kaki menyusuri jalan, sampailah juga dimana harus berhenti untuk menatap jauhnya perjalanan yang harus ditempuh, pun jauhnya perjalanan yang telah terlewati. Menghadir begitu saja, dalam iringan desau risau yang masih belum terjawab. Melaju kencang menyusupi galau pikiran yang belum usai. Dan sampailah, di tanah seberang dari kampung halaman. Purworejo, merebakkan rindu pada mimpi indah hari depan yang dipenuhi manisnya candu rindu. Mimpi yang berkendara angin, untuk diburu dalam mimpi dan sadar. Mimpi yang harus diburu dengan tubuh dan arwah. Continue reading “Purworejo, Purwa Rinduku”

Bahasa »