Menulis Ulang Sebuah Proses Menulis Puisi

Soni Farid Maulana
pikiran-rakyat.com

ALHAMDULILLAH laman Mata Kata bisa kembali hadir ke hadapan Anda pada Selasa ketiga, April 2011. Dalam kesempatan kali ini, redaksi memilih puisi yang ditulis oleh penyair Ardi Mulyana Haryadi (Garut) dan Moh. Ghufron Cholid (Madura) dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dalam puisi yang ditulisnya, Ardi menuliskan pengalaman batinnya lewat gaya ungkap haiku dengan pola 5-7-5 suku kata pada setiap lariknya. Continue reading “Menulis Ulang Sebuah Proses Menulis Puisi”

Pesantren Al-Amien Prenduan, Penyair Han, dan Etnis Tionghoa dalam Bingkai Karya

Moh. Ghufron Cholid

Senin, 21 Maret 2011 merupakan hari yang istimewa penuh dengan anugerah. Hari ini etnis Tionghoa menjadi tamu pondok pesantren Al-Amien.

Di tengah-tengah robongan ada sosok yang sangat familiar di kalangan masyarakat utamanya pencinta dunia tulis menulis, yang namanya mulai banyak dikenal masyarakat dengan karyanya berjudul Konde Penyair Han (Hanna Fransisca). Continue reading “Pesantren Al-Amien Prenduan, Penyair Han, dan Etnis Tionghoa dalam Bingkai Karya”

Memetik hikmah dari puisi-puisi transendental, karya Moh. Gufron Chalid

Imron Tohari

“Sastra adalah jalan keempat untuk mencari kebenaran, setelah agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan.” (Teeuw)

Seperti yang dikatakan Teeuw di atas, seperti itulah yang saya temukan pada sajak-sajak Moh. Gufron Chalid yang terkumpul pada 17 sajak pilihan, yang di inbokkan ke saya untuk saya pelajari.

Setelah menelusuri setiap detak nafas sajak-sajak tadi, di sana saya dapat merasakan bagaimana penyair dalam menjalani proses pencarian jalan kebenaran melalui medium sastera. Continue reading “Memetik hikmah dari puisi-puisi transendental, karya Moh. Gufron Chalid”