Nuriel Imamah
http://www.sinarharapan.co.id/
Di tahun 1975, penyair yang terkenal dengan julukan si Burung Merak, WS. Rendra, yang pada waktu itu masih tinggal di Yogya datang ke Jakarta. Kedatangannya ke Jakarta bertujuan untuk menyampaikan pidato dalam rangka menerima penghargaan seni yang diberikan oleh Dewan Kesenian Jakarta untuknya.
Dalam pidatonya, Rendra mengatakan, bahwa eksistensi seorang seniman adalah layaknya seorang empu. Ia memilih ?angin? sebagai tempat tinggalnya dan membiarkan para raja memilih istana sebagai tempat tinggal mereka. Continue reading “Inklusivitas Ideologis bagi Sastra Modern”