Surat dari Betara

Putu Satria Kusuma
http://www.balipost.co.id/

Dalam siluet pagi yang indah, di Hari Raya Penampahan Galungan itu, seorang wanita berdiri di depan pintu, melepaskan senyum. Men Bukit gugup membalasnya. Lalu tangan wanita yang sangat dikenalnya menyodorkan sepiring lawar. Men Bukit ragu. Dulu membawakan makanan atau ngejot kepada tetangga dan saudara pada hari raya merupakan peristiwa yang penting untuk menegaskan tali kekeluargaan. Continue reading “Surat dari Betara”

Peta Sastra di Sekolah Sudah Mati?

Putu Satria Kusuma
http://www.balipost.co.id/

Dalam suatu kesempatan diskusi tentang sastra di sekolah, yang diselenggarakan Balai Bahasa Denpasar pada 29 Maret 2004 dalam rangka HUT ke-400 Singaraja, penulis mencoba memulai perjumpaan itu dengan pernyataan bahwa peta sastra di sekolah sudah mati. Hal ini besar kemungkinan dialami juga oleh para pengambil keputusan di pemerintahan. Continue reading “Peta Sastra di Sekolah Sudah Mati?”

Kulkul

Putu Satria Kusuma
http://www.balipost.co.id/

Kulkul keenam itu belum juga mampu dinaikkan ke Bale Kulkul. Puluhan warga, secara bergilir telah mencoba. Tapi gelondongan kayu yang dadanya dilubangi seperti lubang kuburan, serta kepalanya dipahati wajah pemimpin yang ramah, jujur dan berwibawa itu, sangat berat. Selain itu, Bale Kulkul — bangunan untuk menggantung kulkul — itu cukup tinggi. Continue reading “Kulkul”

Bahasa ยป