Saudara Jauh

Penulis: Orhan Pamuk
Penerjemah: Rama Dira J
Suara Merdeka, 21 Maret 2010

KAMI berjalan di sepanjang Jalan Valikonagi, menikmati malam musim semi yang sejuk. Pertunangan kami baru saja diresmikan; kami sedang mabuk dan dalam semangat yang tinggi. Kami baru saja ke Fuaye, restoran mewah baru di Nisantasi; saat makan malam bersama orangtuaku, kami membicarakan panjang lebar segala persiapan pesta pertunangan yang dijadwalkan pertengahan Juni. Continue reading “Saudara Jauh”

Verkooper Kompas

Rama Dira J.
http://www.jawapos.com/

Mulanya Nicholas de Travenier datang dari Nederland sebagai penembak artileri dalam pasukan perang. Keahliannya dalam melukis, membuatnya beralih pekerjaan menjadi seniman setelah Gubenur Jenderal yang terpesona pada goresan kuasnya dalam suatu kunjungan ke tangsi, meminta Nicholas dengan hormat untuk menjadi pelukis resmi VOC. Selanjutnya, Nicholas mendapatkan perlakukan istimewa dari sang Gubernur Jenderal yang memiliki kecintaan yang luar biasa pada seni lukis itu. Ia bahkan meminta Nicholas tinggal di Kastil Batavia, kompleks kediamannya, menempati salah satu kamar di lantai bawah. Continue reading “Verkooper Kompas”

Saya Hanyalah Seekor Anjing

Rama Dira J.
http://www.lampungpost.com/

SAYA hanyalah seekor anjing dalam arti yang sebenar-benarnya: binatang berekor dan berkaki empat. Jangan buru-buru dulu membayangkan saya sebagai anjing yang bersih terawat, sebab saya hanyalah anjing jalanan, anjing buduk yang berlumur busuk, anjing yang tak punya tuan.

Karena sudah menjadi anjing jalanan, tentu saya tak punya rumah dalam arti yang sebenar-benarnya pula. Saya harus membiasakan diri hidup di alam terbuka : bergelut dengan asap dan debu, bersetubuh dengan panas dan bercengkerama dengan dingin. Continue reading “Saya Hanyalah Seekor Anjing”

Dendam sang Dokter Gigi *

Gabriel Garcia Marquez
Penerjemah: Rama Dira J
suaramerdeka.com

FAJAR pada Senin itu hangat tak berhujan. Aurelio Escovar, seorang dokter gigi tanpa gelar resmi, yang rutin bangun pagi-pagi, membuka kantor pada pukul enam. Ia mengambil beberapa gigi palsu yang masih menempel di gips cetakan dari dalam kotak kaca, kemudian meletakkan di atas meja. Beberapa peralatan ia susun berdasarkan ukuran, seolah-olah alat-alat itu akan dipajang untuk dijual. Continue reading “Dendam sang Dokter Gigi *”

Bahasa ยป