TAKJUB

Taufiq Wr. Hidayat *

Konon puncak ketidaktahuan melahirkan ketakjuban. Sesuatu yang sesungguhnya tak terjelaskan, hanya mungkin dihayati dengan rasa takjub.

Bagi Ismail Marzuki, yang cerlang dan gemilang tak harus berada dalam terang. Yang cerlang dan gemilang hanya tampak di dalam kegelapan. Lalu kenapa orang mencari terang benderang? Bukankah di dalam terang benderang itu, segala yang cerlang dan gemilang tak pernah tampak untuk membangkitkan ketakjuban? Continue reading “TAKJUB”

PISAU SEGALA LAMPAU

Taufiq Wr. Hidayat *

Pisau Sukri dalam kisah termashur “Sukri Membawa Pisau Belati” Hamsad Rangkuti, selalu berkilat-kilat di dalam gelap. Ia haus darah. Dan menyimpan dendam purba pada daging. Tentu bukan daging sapi atau darah ayam. Tapi darah-daging kehidupan. Sukri yang beringas, memendam derita dan hati yang patah. Dengan sebilah pisau berkilat yang diselipkan di pinggangnya, Sukri memacu sepeda skuternya. Skuternya mengerang-ngerang merobek telinga. Dengan mata yang merah dan hati yang merana, Sukri memasuki dadaku. Continue reading “PISAU SEGALA LAMPAU”

ORANG YANG BERNAMA NIRDAWAT

—mengenang Budi Darma—

Taufiq Wr. Hidayat *

Budi Darma memperkenalkan orang yang bernama Nirdawat. Orang aneh. Tapi juga orang normal. Orang biasa. Tapi juga orang luar biasa. Orang bijak, yang kadang-kadang dianggap bejat. Bahkan suatu kali menjadi presiden, yakni Presiden Nirdawat yang memimpin Republik Demokratik Nusantara. Dalam “Tangan-tangan Buntung”-nya, Budi Darma mengisahkan Presiden Nirdawat yang mengagumi pemimpin negara tetangga yang tangannya buntung, tapi dihormati. Puluhan tahun yang lalu—sebelum Nirdawat menjadi presiden, ia adalah seorang kritikus sastra. Continue reading “ORANG YANG BERNAMA NIRDAWAT”

Bahasa »