L a n d o

Ucu Agustin*
http://www.jawapos.co.id/

KONONmereka ber-ibu buih dan ber-ayah ikan. Itulah mengapa mereka lebih suka hidup di air dan di antara kapal-kapal… Bila mereka menginjakkan kaki di darat, mereka akan sulit berjalan. Langkah mereka terlihat seperti bukan langkah manusia, dan saat mereka berlari, kaki serta tangannya akan bergerak seolah sedang menyibak air di antara gelombang. Rambut mereka licin seperti rumput laut dan kulit mereka kebal seperti kerang. Suara mereka sangat kuat. Mereka biasa teriak. Dan bila mereka berteriak di dalam rumah, seisi kampung konon bisa mendengarnya… Continue reading “L a n d o”

Ismael, Penjahit Hati

Ucu Agustin
http://suaramerdeka.com/

Kekasihku bilang padaku ia memerlukan aku. Maka kurawat baik-baik diriku. Dan aku berhati-hati ke mana saja pergi. Takut kalau-kalau setetes air hujan akan membunuhku.1

KARENA aku mau berpelukan selama sisa hidupku dengan orang yang kucintai, karena tak pernah kucintai seseorang sedalam itu, karena hatiku pernah teriris dan pecah, karena Ismael telah menikah dengan ombak, dan ribut angin laut tak bisa membawanya kembali ke pesisir pantai, mengirimkan lagi dalam bentuk buih yang menjelma menjadi seorang pria yang ke mana-mana selalu membawa benang halus yang terpintal tebal, Continue reading “Ismael, Penjahit Hati”

DONGENG YUNANI: ETOS KEPENULISAN UCU AGUSTIN

Sutejo
Ponorogo Pos

Banyak penulis muda yang menarik untuk ditelusuri pengalaman proses kreatifnya. Beberapa hal menarik itu biasanya berkaitan dengan bagaimana mendapatkan ide, mengolah, dan hal-hal lain yang mendukung penulisan karya mereka. Gagas utama MataBaca, edisi September 2005 (hal. 10-11), meliput salah satu pengalaman kreatif Ucu Agustin. Continue reading “DONGENG YUNANI: ETOS KEPENULISAN UCU AGUSTIN”

Origins*

Ucu Agustin
http://www.sinarharapan.co.id/

Kisah ini telah kutitipkan pada batu, telah kubisikkan pada nyala lampu. Dan aku hampir saja lupa cerita kalau kau tidak mengajakku menatap larik langit pada senja menjelang petang, sesaat setelah hujan.

Tak ada pelangi, ucapmu. Dan kubilang, Helios tugasnya telah usai. Sebentar lagi malam. Matahari di genggamannya telah ia pindahkan dari jantung langit di atas kita, dia sematkan lagi pada pojokan lain sisi langit di seberang bumi tempat kita berada. Wajar bila warna-warni seusai hujan itu tak kelihatan. Continue reading “Origins*”

ETER

Ucu Agustin
jawapos.com

Tak ada kau di kursi itu, Eter. Gelombang nyanyian dari salon di sudut bar mengubahmu dari ingatan keras kepala menjadi genangan yang mencair di hatiku, kau tahu. Malam jadi beku meski di sini bar boy yang sama, dengan ceria menanyaiku seperti saat dia menawari kita minuman dengan setengah memaksa, waktu itu. San Miguel? Atau mau sari buah? Cranberrie-nya enak lho… Tequila? Sampanye juga kami punya… Namun karena Bloody Mary dan Martini kesukaanmu tak tertulis di daftar menu, maka cognac harum yang tak terlalu berat itu kita biarkan mengalir membanjiri lambung kita yang mungil. Dan, tentu saja, white wine! Continue reading “ETER”

Bahasa ยป