Wuryanti Puspitasari
oase.kompas.com
“Bengawan Solo, riwayatmu ini, sedari dulu jadi, perhatian insani,” Puluhan remaja menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan syahdu dari atas kursi roda. Keterbatasan fisik tidak menyurutkan gairah mereka, melantunkan hingga habis lagu peninggalan maestro kerongcong, Gesang.
Mereka berderet-deret disamping rumah duka bersama puluhan orang lainnya untuk melepas kepergian sang legenda. Di bagian punggung seragam sekolah yang mereka kenakan, terpampang tulisan Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat (SLB YPAC) Solo. Continue reading “Sepeninggal Gesang di Waktu Petang”