Mbah Mar

Yulizar Fadli
http://www.lampungpost.com/

ANGIN kalem. Mata Mbah Mar melek-merem. Kambing-kambing gembalaannya juga tampak ayem mengunyah rumput gemuk yang tumbuh di Balai Pertanian—para penduduk menyebutnya balitan. Balitan milik pemerintah itu terbentang luas dan ditanami beragam ubi, bunga, sampai padi berkualitas tinggi. Yang terang, sekeliling kawasan itu dipagari kawat berduri. Continue reading “Mbah Mar”

Kampung Kecubung

Yulizar Fadli
http://www.lampungpost.com/

BULAN benjol. Segaris awan tersua di bawahnya. Sedang di dalam lapo tuak berdinding papan, empat bujang berkumpul dengan penerangan yang remang. Kelihatannya ingin mabuk mereka. Sudah secerek tuak mereka tandaskan. Tanpa sepengetahuan Otong, Yariman, dan Puguh—karena ketiganya terlalu asyik menikmati lagu dangdut yang bikin kepala mereka manggut-manggut—Upik mengeluarkan sebotol minuman mirip teh. Selain Upik, tak ada yang tahu apa nama minuman itu. Pokoknya, racikannya terbuat dari biji tumbuhan berbahaya, tumbuh liar di hampir seluruh kampung. Continue reading “Kampung Kecubung”

Bahasa »