http://www.kompas.com/
Pondok Bambu
Ada yang menggeletar di lembah lembah duka
Kisah tentang cinta di sebuah rumah bambu
Dengan hiasan dinding kayu
Pondok kecil di tengah hutan
Dekat dengan sungai yang lupa hulu
Kisah ini hanya cerita kecil
Yang sebentar mampir lalu pergi
Sekedar mlipir di pinggir sungai
: Sepenggal luka beriak menggelitik
April 2008
Lukisan Sepi
Ada sebuah hiasan pada dinding rumah bambu
Ingatkan pada sepenggal ragu
Lukisan perempuan dengan selendang mendekap dada
Pelangi beraneka rupa warna ditunggangi
Bingkainya rapuh dengan plitur terkelupas
Ranum senyum pada bibir perempuan
: Tanpa sapa hanya gelak-gelak sepi
April 2008
Kenangan Sungai
Ia berdiam mengamati sungai
Alirnya memagut dalam mesra
Bagai kelok liuk perempuan
Berwajah pilu dan kuyu
Sapa kecil tanpa senyum
Lunglai basah daun putri malu
Ingatan kecil mengembara
Mencari cinta kisah-kisah lalu
Berpeluk dekap sepasang pemburu
April 2008
Inilah Kisah Lelaki yang Keras Kepala
Berenanglah ia tanpa pelampung, memanggul ombak
Berkoar kasar memanggil posaidon yang lelap di dasar laut
Lelaki tak pernah tau di mana ia kan bertepi
“Lautan terlalu luas, sayang”, camar menguik
Lintas di atas kepalanya.
Sebelum karam, lebur tubuh, dan
retak nadi sangkut di antara ladang karang
Sebelum air mata membaur asin laut
Menyeringai kisah yang terjungkir
: Ironi ada akhirnya
Bungkul, Juli 2008