Ucu Agustin
jawapos.com
Tak ada kau di kursi itu, Eter. Gelombang nyanyian dari salon di sudut bar mengubahmu dari ingatan keras kepala menjadi genangan yang mencair di hatiku, kau tahu. Malam jadi beku meski di sini bar boy yang sama, dengan ceria menanyaiku seperti saat dia menawari kita minuman dengan setengah memaksa, waktu itu. San Miguel? Atau mau sari buah? Cranberrie-nya enak lho… Tequila? Sampanye juga kami punya… Namun karena Bloody Mary dan Martini kesukaanmu tak tertulis di daftar menu, maka cognac harum yang tak terlalu berat itu kita biarkan mengalir membanjiri lambung kita yang mungil. Dan, tentu saja, white wine!
Masih ingatkah kau kejadian malam itu? Di Curcarra, beberapa jam setelah anggur-anggur tersebut kau angkut ke perutmu dan kita mulai mabuk, suku cadang lain dari tubuh kita mulai bereaksi seperti alien-alien marah yang tak saling kenal membuat pertempuran. Kepala kita jadi berat, percakapan biasa tiba-tiba terasa lucu di telinga, dan lantas saat dengan tak jelas kita tertawa-tawa sambil melakukan pelukan colongan di tengah suara merdu penyanyi perempuan yang waktu itu baru pertama kali kita dengar, kau sempat bilang, ”Hei! Suara penyanyi ini bagus benar…”
Kangenkah kau pada suara manja rendah yang bernyanyi dengan nada seperti digeret peri? Siapa nama penyanyi tersebut? Emiliana Torrini?
Aku telah meng-google-nya, Eter. Dia memang unik, dan dia punya lagu-lagu manis dengan judul yang nyentrik. Unemployed in Summertime memang membuatku terkekeh. Single itu langsung melesat menjadi favoritku. Dan I Hope That I don’t Fall in Love With You… sudah seminggu sejak kau pergi aku terus menyanyikan lagu itu, Eter. Ya, I hope that I don’t fall in love with you, cause fall in love just make me blue… begitu lirik lagu yang kini sudah kuhapal di luar kepala tersebut.
Apa yang membuatmu pergi dariku, Eter? Tak ada musim semi nakal yang datang lebih awal di dunia luar sana, bukan? Kenapa kau selalu merasa perlu untuk melengkungkan panah penyundul musimmu dan kau tergesa pergi atas nama tugas tanpa mencium sebentar bibirku terlebih dahulu? Atau jangan-jangan… Adakah diam-diam Hefesus membaca email dan surat-surat pendek kita di BlackBerry-mu? Dan tanpa bilang-bilang, kau merasa terancam lantas kau menghilang?
Eter, ketahuilah… Andaipun aku memang Pandora, tapi aku adalah ia yang telah lama kehilangan kotaknya. Kau tak harus takut aku akan membukanya dan semua rahasia kita terbongkar lalu amarah, kebencian, penyakit, bencana, dan semua yang dulu dijejalkan Zeus ke dalam kotak Pandora akan meluap saat terbuka. Tidakkah kau percaya padaku, Eter? Kotak itu telah lenyap… dan satu-satunya yang kumau, adalah engkau selamat.
***
Ia memiliki nama, sesungguhnya. Tapi kau tak perlu menyebutnya. Sebut saja ia sebagai ”Ia yang tak bisa disebut namanya”. Aku tak bisa menyebut namanya, begitu tepatnya. Itulah perjanjian yang ia syaratkan saat kubilang aku tertarik untuk bergabung dalam proyek kapsul rahasianya.
Dalam proyek yang digarap keroyokan oleh ilmuwan-ilmuwan yang juga tak boleh disebut namanya tersebut, sebenarnya kami memiliki kode. Code name. Nama kode. Seperti avatar buatan yang kau ciptakan dalam dunia cyber. Kau mengolahnya, memiliki alamat rumah di dunia dalam serat optik tersebut, dan memiliki identitas nyata tapi cuma untuk keberadaanmu di dunia maya. Kau ada, tapi tak nyata. Kau tak nyata, tapi kau amat mengada. Keberadaan maya-mu senyata bulir-bulir pasir di pantai saat kau menyentuhnya, senyata tiap usapan saat kau mengusap kening anakmu ketika ia hendak berangkat ke sekolah, senyata bilangan-bilangan genap dan ganjil yang dipelajari para murid melalui matematika dan rumus-rumus kimia, senyata deretan angka-angka yang kau sebut sebagai kode. Di dalam kode tersebutlah, tertera misi dan perintah. Tiap nama kode memiliki arti. Rangkaian tugas-tugas dan rentetan fungsi yang membentuk identitas kami.
Aku tak begitu suka memanggil seseorang dengan angka, maka kupanggil dia Eter. Meski secara menakjubkan, panggilan tersebut sesungguhnya juga terbentuk dan berasal dari sekelompok kumpulan data berupa angka.
Eter… kusebut ia begitu karena ketika ia mengada pertama, angka biner tersebutlah yang muncul: 13.06.2012. Dan sebagaimana informasi data yang kupahami, pada tautan angka tengah yang menunjukkan bulan kelahiran di kalender masehi, bulan-bulan bernomor itu; 06, 10, dan 02 adalah bulan di mana kemunculannya sangat pekat dengan unsur udara dan angin, Eter.
Begitulah kenapa kusebut dia Eter. Kuminta dia menyebutku Pandora, kurang lebih karena alasan yang sama. Dialah angin, akulah api, dan Belladona yang mempertemukan kami.
Dia salah satu yang tersisa setelah badai matahari itu benar-benar melantakkan bumi. Itulah yang bisa kubaca dari file di Belladona. Dia lahir menjelang akhir Desember 2012, waktu ketika ramalan itu akhirnya setengah terbukti setengah tidak.
Kenalkah kau pada Arthur Tofte? Aku tidak, tapi aku membaca salah satu novel yang ditulisnya: The Day The Earth Stood Still.
Pernahkah kau merasa heran terhadap sesuatu? Kutahu jawabmu, pasti pernah. Dalam waktu yang disebut masa hidup ini, pastilah begitu banyak keheranan yang tertebar di lubang sejarah dan membuatmu terantuk di salah satunya, setidaknya. Dan itulah yang kurasakan setelah membaca kisah yang ditulis Tofte. Keheranan yang panjang seumpama musim takjub yang tak pernah hendak usai.
Eter, bila saja kau tahu… sampai saat ini aku masih tetap merasa kurang akal dan tak habis pikir dengan cara kerja teks yang seolah bisa menujum masa depan. Teks-teks prophetic, yang meramalkan kebenaran-kebenaran samar yang kabur dan irasional pada mulanya. Dirangkai sebagai fiksi, tapi seolah segala energi realitas dan seluruh daya faktual justru menyusu padanya. Menjadikannya pedoman, dan setiap geraknya seolah mengarah pada apa yang telah tertera di rekatan-rekatan cerita karangan. Sebuah takdir masa depan yang tersamar.
Tentu saja yang terjadi tidak sepersis rangkaian imajinasi Tofte di novelnya, tapi setelah badai matahari itu memporandakan peradaban, fantasi seperti yang tertulis di novel itulah yang kemudian kurang lebih mengejawantah. Di antara kecamuk waktu yang begitu kacau di bumi setelah gempuran badai matahari akhir 2012, roket-roket setan itu benar-benar bermunculan. Gentayangan di udara kita yang telah sangat tipis pelapis atmosfirnya. Mereka mendaratkan apa saja; mahluk asing yang tak kita kenal; alat-alat canggih yang belum terbayangkan. Mereka juga mengambil segalanya; prototipe tumbuhan terakhir; mendata semua batuan dan karang; menyiduk air serta memetik api; memeram cahaya dan membungkus aneka benih binatang; segala telur; seluruh gen; segala yang bercangkang; menculik aneka ras dari spesies manusia yang tak turut punah dari peradaban. Bayi-bayi yang tak utuh; para manula yang cacat; kanak cerdas yang sehat. Tapi bukan mereka para pengendara roket setan saja yang menggunakan kesempatan. Cahaya-cahaya terang dari pesawat-pesawat berbentuk piring terbang besar dan pesawat seumpama telur ceplok ber-antena yang terbang, juga muncul demikian membadai. Dan, lantas merekalah yang kemudian bertempur, para pemilik teknologi yang amat tinggi itu, Eter.
Para pengelana dari luar angkasa, merekalah dan bukan kami ras manusia, yang akhirnya saling bertempur di udara. Dengan misi berbeda namun memiliki klaim yang sama mereka menambah rusak apa yang telah hancur di planet yang dulu berwarna biru sejuk ini. Ironis sekali, memang. Mereka datang dengan misi yang harusnya diemban menggunakan jalan damai: menyelamatkan bumi dari kepunahan. Dan tahukah kau siapa yang bikin bumi ini punah? Jawabannya amat mudah: kami, para manusia penghuninya.
Kaulah salah satu bayi setengah cacat yang amat istimewa, Eter. Setengah tubuhmu rusak, tapi radiasi tak mampu memamahmu. Sesuatu dalam dirimu yang manusia melindungimu. Entah zat apa, tapi itu datang dari sel darah. Sebuah sistem kekebalan dalam tubuh manusia yang amat membuat penasaran para alien saintis yang sampai sekarang masih tak jemu menganalisisnya.
Umurmu enam bulan dan kau sendirian di tengah badai energi awan panas yang masuk ke bumi melalui sinar matahari. Kedua orang tuamu telah mati. Setengah tubuh luarmu rusak, namun jantungmu bertahan dan menggelepar. Otakmu berkata-kata mencari sinyal. Kepada para mahluk aneh pintar dari luar angkasa yang menemukanmu, organ-organ manusiamu berbicara. Oleh para extra trrestrial berwatak baik itulah kau mereka bawa ke Hellena. Sebuah tempat konservasi besar untuk apa pun yang selamat dan tertinggal dari serangan badai awan energi antarbintang yang terjadi di akhir tahun 2012.
Eter, engkaulah salah satu yang kemudian kami kenal dengan generasi Etaborg. Setengah manusia setengah cyborg. Hanya tubuhmu yang mengimplan program, tapi cara pikir dan nalarmulah yang tetap mengendalikan. Cedna, itulah nama proyeknya. Dan Etaborg seperti kaulah yang menjadi objek riset dalam proyek rekayasa genetik yang merupakan kerja sama antara ilmuwan bumi yang selamat dengan para mahluk jenius luar angkasa yang mencintai peradaban manusia. Bertahun setelah generasimu berhasil bertahan serta dibiakkan, jenis yang lain pun muncul: generasi setengah yang lain lagi. Hasil perkawinan hibrid yang berbeda; sepertiga manusia, sepertiga Etaborg, sepertiga bangsa mahluk angkasa. Aku turut menyumbang bagi keberadaan mereka; ras humanoid+.
Belladonna. Di laboratorium rahasia itulah kita bertemu dan juga berpisah. Ketika kau beranjak dewasa, kaulah si jenius yang mampu merekaya musim, dan akulah si pencatat. Dari tubuhmu berhembus semi berangin, salju murni, dan musim panas yang tak lagi berjejak di peradaban pasca-hancurnya bumi. Kaulah Etaborg dan akulah salah satu manusia perempuan murni yang tertinggal dari peradaban bumi. Beda umur kita 25 tahun di kalender masehi. Kau Etaborg manis yang menawan dan secara aneh memiliki memori yang bisa diprogram untuk melacak musim, dan aku dipasangkan menjadi pencatat sinyal dan segala pengetahuanmu tentangnya, karena akulah salah satu penghuni bumi yang pernah tahu bagaimana rasanya berada dan hidup dalam musim-musim tersebut. Tentu saja, rahim serta sel telurku juga diperlukan untuk proyek pembiakan. Dua anak dari jenis ras humanoid+ telah kulahirkan. Mereka langsung disapih dan kami berpisah karena aku hanya perantara keberadaannya. Mereka jenis ras yang lebih unggul dariku, itu aku tahu. Tapi benarkah aku sama sekali tak memiliki hak bahkan untuk menatapnya?
Padamulah Eter, kerap kuluapkan perasaan sedihku, dan dari sanalah mulanya musim yang lain itu kau endus. Sebuah musim melankolis yang tertimbun jauh di dasar hatiku. Musim yang bagi Etaborg sepertimu, terlarang untuk kau tahu. Dan kita berdua sama-sama tahu, bila Hefesus sang ilmuwan yang menjadi ketua dari proyek di Belladona tahu bahwa kau menyimpan satu musim rahasia darinya, maka kita tahu apa konsekuensinya.
***
Ke awal waktu yang tak pernah ada, aku kembali, Eter. Hampa dan kosong yang tak berbentuk. Gelap tanpa batas. Berenang dalam sepi yang fana. Bergerak melaju kencang menuju lubang ketiadaan yang membentang demikian dalam. Menguburku hingga ke dasar ….
Kenapa kau pergi, Eter? Aku tak bisa lagi mencatat apa-apa, kini. Musim yang tersembunyi itu telah kau curi dan bersama kepergiannya, pelahan tapi pasti, melenyap pulalah eksistensiku. Akulah api yang hampir mati. Tak ada lagi angin yang bisa mengobarkan panasku, kini.
Eter, masihkah kau ingat saat-saat itu? Waktu ketika akhir minggu datang dengan timbunan kesuntukan setelah ribuan data mengubur kita, dan Belladona menjadi laboratorium neraka sempurna bagi kita. Kita akan tergesa pergi mencari lubang cacing waktu, dan dengan kemampuanmu menavigasi angin dan memantau arah, dengan mudah kita bisa melarikan diri ke waktu yang kita ingini.
Tahun 2009 dengan Club Curcarra dan segala minuman serta musiknya, juga semua pemakaian gadget di dunia manusia pada waktu bumi masih sempurna kali itu, selalu menjadi waktu favorit yang kerap kita kunjungi. Aku bisa melihat diriku yang masih muda di masa lalu, dan kau bisa berlama-lama menatap wajah ayah dan ibumu yang tak pernah kau kenal sebelumnya. Tentu saja, beberapa orang di masa itu menatapmu heran. Karena kau Etaborg yang bergentayangan di klub dengan beberapa bagan badan yang ditunjang lempeng-lempeng logam. Tapi kita acuh, dan ke beberapa orang yang penasaran, kita cuma bilang kalau itu wardrobe dresscode, kami baru pulang dari pesta kostum seorang teman.
Ya, tahun 2009, di Curcarra kau bisa menenggak Martini, aku bisa menyanyikan lagu-lagu Emiliana Torrini. Kita bisa menikmati fasilitas facebook dan BlackBerry serta melihat bagaimana Obama mengatur pemerintahannya. Lantas saat kita pikir piknik ke lain waktu itu cukup sudah, kepala kita yang awalnya berat biasanya telah kembali segar. Sambil tertawa nakal serta sesekali berciuman lembut di depan bar, kita bisa semena kembali ke Hellena dengan melompat melalui waktu yang terlipat. Lubang cacing rahasia yang membukakan pintu-pintu paralel sang waktu itu amat mudah membuka bila bersamamu, Eter. Tapi kini…
Laboratorium Belladona telah kosong dan Hellena telah beberapa kali mengalami superflu. Setiap saat hantaman badai matahari itu semakin keras saja. Suhunya makin panas dan lapis langit maya di konservasi Hellena telah mulai koyak pula. Setiap goncangan badai membuat Hellena terbatuk. Getarannya mengancam segala nyawa. Eter, di sini ratusan Etaborg mati setiap hari, dan ras manusia sepertiku semakin menipis saja jumlahnya.
Dua puluh hari sudah, kapsul rahasia itu diapungkan ke samudera galaksi raya. Setiap saat yang dilaluinya membawa unsurmu semakin menjauh dariku. Membuat ratusan tahun cahaya membentang semakin panjang di antara kita. Eter, mungkinkah kita akan kembali bersua?
Hefesus… Kenapa dia meninggalkan kami dan hanya membawa serta spesies serta entitas unggul di starship yang dia rakit? Sungguhkah ia dan sekutu mahluk antargalaktik-nya telah menemukan formula untuk merekayasa kembali kehidupan dunia seperti kejadian awal mula?
Akulah si pencatat yang menggeletakkan segala sisa rekaman ingatan tentang kehidupan di bumi yang kini telah tiada. Amat tak bisa kupercaya Hefesus mendefinisikanku sungguh-sungguh hanya sebagai alat kerja yang dia pikir akan mengabdi sepenuhnya pada sistem yang telah dia bikin. Tidakkah dia sadar bahwa aku sejenis dengannya? Manusia mula yang tersisa, dengan kerja nalar dan juga perasaan di dalamnya? Emosi yang tak dimiliki para mahluk hasil rekayasa genetik yang dikreasinya?
Eter, bagaimana keadaan di sana? Masihkah Hefesus yakin tak ada pemalsuan kenangan dan dia menganggap segala catatan yang kubikin di kapsul kehidupan adalah asli serta tak kusimpangkan sama sekali? Tidakkah dia curiga bahwa bisa saja aku menorehkan catatan dan semua yang tertulis di sana adalah cuma imajinasi seperti yang dilakukan Arthur Tofte ketika merangkai karya fiksi?
Ah Eter, aku tak peduli. Bagaimana keadaanmu? Semoga kau baik-baik saja. Semoga juga seluruh data tentang kita telah punah dan kau tak gegabah bercerita pada sembarang mahluk di kapsul rahasia tentang musim yang cuma dimiliki kami, manusia murni tak ber-rekayasa genetik dari zaman bumi. Musim yang tumbuh bukan dari berderapnya anasir-anasir alam, tapi merekah melalui perasaan. Musim rahasia yang harus kau simpan sebagai kenangan dan tak boleh kau ceritakan pada sesiapa, di galaksi sana. Sebuah musim cinta yang sebenarnya terlarang untuk diketahui Etaborg sepertimu.
(Endnotes)
1 Emiliana Torrini adalah penyanyi kelahiran Islandia yang dikenal dengan albumnya Love in the Time of Sciene yang diluncurkan pada tahun 1999. Dia juga turut menyumbang lagu ‘Gollum’s Song’ yang menjadi salah satu score untuk musik film The Lord of The rings: The Two Tower
2 Ada 4 elemen atau unsur alam yang dalam astronomi diyakini mempengaruhi aneka zodiak, bersesuaian dengan tanggal dilahirkan. Konon unsur Api mempengaruhi Aries, Leo dan Sagitarius. Unsur Tanah mempengaruhi Taurus, Virgo dan Capricorn. Unsur air mempengaruhi Cancer, Scorpio dan Pisces. Sedang unsur udara atau angin amat kuat mempengaruhi Gemini, Libra dan Aquarius. Dalam mitologi Yunani, Eter atau Aeter adalah elemen dewa yang paling pertama dicipta. Ia adalah udara termurni yang dihirup di langit teratas. Eter adalah anak Erebus dari pernikahannya dengan Nyx, dan suami dari dewi bumi, Gaia. Ia pelindung angin dan udara.
3 Ada banyak versi tentang ramalan kiamat 2012, dimana konon kalender maya tidak bisa lagi menembus waktu dan berhenti pada tanggal 21 desember 2012. Diluar kepercayaan kalender maya yang dianggap tahayul itu. beberapa bukti ilmiah justru muncul. Salah satunya adalah prediksi solar proxima atau periode anomaly matahari dimana sebagai bintang, Matahari melakukan proses fusi nuklirnya. Badai matahari tersebut diperkirakan akan mencapai titik paling ekstrem pada waktu titik balik musim dingin (winter solstice) pada 2012. Badai tersebut terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.
4 The Day the Earth Stood Still adalah novel science fiction karangan penulis berkebangsaan Amerika, Arthur R. Tofte (1902-1980) dan telah dua kali diangkat ke layar lebar oleh industri film Hollywood pada tahun 1951 dan 2008. Tofte telah menulis 6 novel fantasy dan science fiction serta sejumlah cerita pendek. Sebelum meninggal, pada 1980 ia sempat meluncurkan antologi karyanya ‘Microcosmic Tale’
5 Teori lubang cacing waktu yang dihubungkan dengan teori dunia parallel, saat ini masih merupakan gossip hangat di kalangan para scientist dunia. Setelah Isaac Newton dan Albert Eistein, Michio Kaku adalah ilmuwan yang sekarang sangat gencar mengeksplorasi kemungkinan memintas galaksi dan ruang, hingga waktu bisa diarungi. Teori ‘superstring’ atau super senar yang dikemukaannya memperluas pernyataan Einstein bahwa alam semesta terdiri dari 4 dimensi ruang dan waktu yang berkembang atau hyperspace. Ketika senar digerakkan dari satu titik ruang, senar tersebut bergerak melintasi ruang dan waktu lainnya. Cahaya sebagai dimensi ke-5 menjadi komponen senar yang bisa melakukan lompatan. Lubang cacing waktu sendiri, diibaratkan sebagai sebuah terowongan dimana dua ujung lubang cacing yang bersebelahan dalam ruang namun terpisah secara waktu, bisa saling terhubung saat senar bergerak dengan dimensi cahaya sebagai alat kuantum. Persis seperti kisah dalam novel science fiction ‘The Time Machine’ karangan H.G. Wells. Sebuah harapan yang memungkinkan kita kembali ke masa lalu atau bergerak menyusur waktu.
***