Kodrat Setiawan
tempointeraktif.com
Stockholm – Herta Mueller, warga Jerman beretnis minoritas Rumania yang teraniaya karena karya kritisnya di bawah pemerintahan tangan besi, memenangkan Hadiah Nobel Sastra, Kamis (8/10). Terpilihnya Mueller bertepatan dengan peringatan 20 tahun runtuhnya komunisme.
Menurut Akademi Swedia yang memberikan Nobel Sastra, Mueller berhak menyabet hadiah tersebut karena karyanya yang ‘berkonsentrasi pada puisi dan prosanya yang jujur, menggambarkan lanskap orang tak berpunya’.
Keputusan tersebut diperkirakan memicu kontroversi karena akademi sering menghadiahkan Nobel Sastra ke penulis dari Eropa. “Jika Anda warga Eropa, lebih mudah untuk menghubungkan dengan sastra Eropa,” ujar Peter Englund, Sekretaris Akademi Swedia kepada The Associated Press. “Ini merupakan buah dari bias psikologis yang kami coba pahami. Ini tidak terprogram.”
Mueller, 56 tahun, mengawali karier dengan menulis kumpulan cerita pendek bertajuk “Niederungen” atau “Nadir”. Karya tersebut menggambarkan kerasnya hidup di sebuah kampung di Rumania yang mayoritas warganya berbahasa Jerman. Cerpen tersebut disensor pemerintah komunis.
Pada 1984, versi “Niederungen” yang belum disensor diselundupkan ke Jerman. Kumpulan cerpen tersebut dilansir di Jerman dan memikat hati para pembaca. Setelah karya tersebut, Mueller mengeluarkan “Oppressive Tango” di Rumania. Namun, karya tersebut dilarang diedarkan di Rumania karena dianggap mengkritik diktator Nicolae Ceausescu dan polisi rahasia Rumania, The Securitate.
“Media massa Rumania sangat kritis terhadap karya-karya tersebut. Sementara di luar Rumania, pers Jerman meresponsnya dengan sangat positif,” ujar pihak Swedish Academy.
Mueller yang ayahnya menjadi anggota Waffen SS saat Perang Dunia II, adalah warga Eropa ketiga yang memenangkan Nobel Sastra secara beruntun. Ia pun menjadi warga Jerman ke-10 yang meraih Nobel Sastra selain Guenter Grass pada 1999 dan Heinrich Boell pada 1972.
Mueller hijrah ke Jerman bersama suaminya pada 1987 atau dua tahun sebelum Ceausescu digulingkan dari kekuasaan.
“Ia adalah penulis yang sangat jujur dan menulis tentang apa yang terjadi dengannya. Ini mungkin yang membuat para juri terkesan,” ujar aktor Rumania Ion Caramitru.
***