http://www.jawapos.com/
LAKILAKI YANG MENYINTAI REMBULAN
lakilaki celaka
tertangkap basah mencuri selendang malam
segera dijebloskan ke dalam tahanan
sebelum sebulan
tertangkap basah melubangi atap ruangan
–katanya untuk melihat wajah rembulan
yang dicintainya
lakilaki celaka
kesepian siang malam
meratapi rembulan
tersangkut di dahan
Desember 2009
TERJEBAK
apa lagi yang kita punya
untuk menelikung cuaca
jalan retak dan kehendak tak lagi tegak
kubilang iya
kau bilang tidak
kita berhenti sejenak
gelap berwajah galak
gemerlap datang menjebak
sedih tak
senang tak
siang malam berbaku sepak
lihatlah mereka tergelak-gelak
melihat kita di sini
maju tak
mundur tak
Desember 2009
MARI PULANG
kita berada di puncak
dan karenanya ada
di bibir jurang
melihat laut mendidih
dan kotakota tergenang
airmata siapa
darah siapa
mengalir dari zaman nenek moyang
tulang-belulang
tombak dan pedang
berserak seluas padang
mari kita pulang
sebelum angin mengencang!
Desember 2009
RINDU KAMPUNG
: cakul
di cakul orang menari
dalam irama dan nada gamelan mengalun
melintasi siang yang terik
menyibak hujan
di gelap malam
pesinden pun menimpali
suaranya meninggi
seperti hendak mengatasi
getir mengiris sepanjang hari
di cakul orang menangis
kehilangan air
di puncak kemarau
di rentang paceklik
orang cakul coba-coba menjual sisa suara
mereka parau
: terlalu banyak menjerit
di cakul ada pula orang mabuk
dan para kiai mengelus mereka
dengan penuh cinta
sedang aku hanya punya rindu
juga buat perempuan memegang alu
di bibir lesung itu
Desember 2009
KENANGAN
: trenggalek
terkutuklah jika kueja kenangan
hanya untuk kesenangan
sebab selembar gelap bisa lebih berharga
daripada pijar menyilaukan
mengapa kau batu
perempuanku
sebisu pasir
sebiru laut
ombak nyinyir bergenit-genit
seperti sengaja menyindir
anak pantai menahan sakit
kelelawar terusir
dari lorong bebatuan gigir bukit
katakanlah
sebab puisi paling gagal pun
cukup indah mengabarkannya
: kenangan yang tak enyah oleh seribu banjir
sebab selembar gelap bisa lebih berharga
daripada pijar menyilaukan
mari kita bernyanyi untuk makam
dan nama-nama yang ingin dilupakan
: ziarah kampung halaman
Desember 2009
*) Kelahiran Trenggalek. Banyak menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Jawa. Karena itu, dia menjadi ketua Peguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya.