Puisi-Puisi Cut Nanda A.

Kenang

kita berpasangan
di depan gedung tua
saat hujan menggandeng angin sore-sore
berjatuhan rincik di atas payung kelabu
menikung pelan ke sunyi
kita diam saja
hanya ada jejak nafas yang pudar

Venustus, 2007

Untuk Betara

aku lempari kau jam
kau bukan menghindar:
mengulurkan tangan lalu membalasnya
berlama-lama dengan rindu dulu

kau sakit:
aku berikan opium tinggi
kau jadi melayang
lalu bawa aku dalam dunia 1001 malam

aku pecahkan kelopak mawar
tapi kau susun lagi dengan air surga buana
mengampelas duri
beri wangi dari jentik-jentik dewi bestari

kapan sabarmu habis, Betara?

Venustus, 2007

Di Pinggir Teratai

percakapan di pinggir teratai begitu santai
tergeletak dua sajak dan sebuah buku tentang jejak
bergerak batu tempat kita duduk
memanggut tanda setuju
langit biru bercermin di bajumu, dan kupu ikut berseru-
seru
aku ingat sesuatu tentang dermaga yang dulu
lalu, runtuh satu-satu titik di kolam itik
kerikil menggigil
tercungkil tungkai kaki terpelanting
kita meminggir
terlihat putih mangir tak terpungkir di wajah yang terkikir

Venustus, 2007

*) Sihir Terakhir, Antologi Puisi Penyair Perempuan ASAS, Penerbit PUstaka puJAngga, 2009.

Leave a Reply

Bahasa ยป