http://www.pikiran-rakyat.com/
Tentang Inlander
:Juftazani
juf, inlander itu masih bermimpi
bahwa esok pagi selepas kematian matahari
akan tiba rombongan ababil
mengepung lumbung-lumbung keputusasaan
melempar batu-batu api kecemasan
dan jiwa-jiwa terbakar
habis sudah roh yang berjalan kelam
yang berlarian tanpa belas kasihan
inlander masih mukim dalam negeri mimpi
sebab tidur baginya adalah pelarian
dari berisik lagu sumbang para pemimpin
dan mimpi-mimpi adalah saudara sejati
juf, sebelum maut larut
kita tetaplah inlander itu
Am, 2008
Izinkan Aku, Mencintaimu!
izinkan aku, mencintaimu seperti hujan
agar banjir malam-malamku
walau remuk redam mimpiku
biarlah aku sebagai anak-anak hujan
basahi ladang dan tanah gersang
mengalir ke hilir muaramu
izinkan aku, mencintaimu seperti laut
agar hanyut segala waktuku
walau luluh lantak pikiranku
biarlah aku sebagai perahu
taklukan badai dan gelombang
berlayar menuju samuderamu
Am, 2008
Pusaran Waktu
di pintu pagi, gapura perjalanan
aku berjabat tangan denganmu
saat angin berlalu dari kamar
subuh melengking, peluit tanda siaga
aku telah bersiap-siap dalam barisan
dari mimpi-mimpi panjang yang bergejolak
sebelum kukemasi jadi angin,
kukisahkan semuanya padamu
selepas tragedi kelam itu
aku sering merasa sensi,
bahwa aku kini sedang sakit
berkepanjangan
tahukah kau,
kemarin orang-orang mengepung rumah ini
melemparkan api dan kerikil
lalu menjejali seisi rumah dengan umpatan
kesetanan.
“kita dibilang sesat dan makar”
dari apa yang kita kerjakan selama ini
lalu, bukan hanya kena timpuk, kepalaku
digambari jeruji besi, api neraka, dan dosa-dosa
wah, aku sungguh tak kuasa terus tidur begini
memperpanjang mimpi-mimpi kelam itu.
Am, 2008
*) Lahir di Majalengka, 26 September 1983. Menulis puisi, cerpen, dan esai di sejumlah media massa. Karya puisinya memenangkan beberapa lomba dan sayembara, dan termuat dalam beberapa antologi bersama. Bergiat di ASAS UPI Bandung.