Aku Hendak Merangkai Kamboja pada Gadis Meninggalkan Luka
aku tak hendak menanam mawar
tapi ingin merankai kamboja
pada gadis menyayat luka
harummu serupa dupa
berkali-kali mandi kembang tuju rupa
tak juga sempurna
dimanakah kembang kamboja?
biar kurangkai menjadi kalung surga
sebab sepi selalu menyala
pada kenangan selalu berpendar
menunggui hari-hari rindu
nyanyikan lagu perdu
menggarami sobekan luka
rangkaian bunga tertata
Di Garis Wajahmu
:isti
Di garis wajahmu tertulis kisah hidupku. Berlarian tak berarah. Lintasi beribu pertanyaan. Penjarahkan aku akan harapan.
Dulu waktu pertama memandang. Aku melihat cahaya menghangatkan: aku sedang kesepian.
Tertinggal harapan rapuh atas kepergiaan. Ziara tak pernah pulang. Bahkan menenggok kampung halaman. Kini telah menua. Hampir saja melemah.
Aku masih berdiri walau kenangan telah mati. Menyirami dengan ketulusan. Sedang kau berziara ke rumah Tuhan. Atas namanya kau bentengi perbedaan.
Hampiri mimpi terjagaku. Wajahmu tak pernah hilang. Kau telah hapus dengan kerudung besarmu. Menutup masa lalu. Tuhan ada padamu. Begitu ujarmu.
Aku berdiri di lintasan tunggu. Tak enggan mati. Menatap hari. Serupa belati. Ingin membunuh Tuhan di wajahmu.
Kau Meninggalkan Jejak Dan Aku Tak Dapat Mendekat
Kau meninggalkan jejak di pasir sunyi.
Aku mengikuti.
Tak sempat mendekat.
Ombak hapus, jejakmu tak rapat.
Kembali kakimu terlihat.
Tanggalkan kisah tak sempat aku dapat.
Ke mana lagi mata harus berlari.
Sedang kau selalu sembunyi.
Ketika kita berpapasan
kau menyimpan pertanyaan yang dalam.
Aku melihat dari sorot matamu yang sayu.
Hanya pandang tak rapat. Mendekat.
Jejakmu kutelusuri. Hanyut dalam terpaan ombak.
Aku tengelam dalam laut.
Matamu tak pernah bisa aku tebak.
Senja Di Tubuh Padma
aku tahu aroma bibirmu
kental dengan waktu
ketika resah menaungi sukmaku
sel sadarku berselendang rindu
dimanakah aku?
hilang dalam karung ragu
jejak tertinggal
pedang memenggal
di lekuk tubuh padma
tergambar risalah kata
menafsir makna luka
senja begitu kuasa