Judul: 136 Incredible Coincidences
Penulis: Vikas Khatri
Penerjemah: Helen Ishwara
Penerbit: PT Intisari Mediatama, Jakarta
Cetakan: Agustus 2007
Tebal: 144 halaman
Peresensi: Teguh Pamungkas
http://suaramerdeka.com/
JAMES Dean hidup antara 1931-1955, menjadi simbol kawula muda dalam keresahan mencari identitas diri. Hal ini terkait salah satu filmnya, yaitu Rebel Without a Cause (Pemberontak Tanpa Alasan). Ia meninggal dunia dalam usia relatif muda, akibat kecelakaan saat mengendarai mobil. Dan dari kecelakaan tersebut, menjadikan ia tokoh penuh legenda.
Bagaimana tidak? Mobil yang membuat James celaka, ternyata menularkan celaka pula kepada orang lain. Kecelakaan menimpa siapa saja yang ”bercengkerama” dengan mobil James. Seorang montir yang membetulkan mobilnya yang ringsek patah kedua kakinya karena tertimpa mobil yang merosot. Karena kakinya patah, sang montir tidak hadir saat bengkelnya kebakaran.
Tak hanya itu. Seorang dokter kemudian membeli mesin mobil millik James itu untuk dipasang pada mobil balapnya. Dan ia tewas dalam balap mobil tidak lama kemudian. Seorang pengemudi lain memasang batang kemudi mobil James di mobilnya, ia pun tewas pula saat dalam balapan. Lain waktu, mobilnya dipamerkan. Mobil tersebut jatuh dari panggung dan mematahkan pinggul seorang remaja penggemar James.
Pernah pula, saat sebuah truk mengangkut mobilnya untuk dikirim, menabrak bagian depan toko. Dan terakhir, pada 1959, mobil itu jatuh dari tiang baja penyangga menjadi 11 bagian. Entah mengapa, mobil James menelurkan kecelakaan-kecelakaan lain. Itulah kebetulan.
Menerobos Kebetulan
Kebetulan adalah suatu peristiwa atau momen yang terjadi secara tak terduga. Tanpa kita sadari, peristiwa itu kita alami dan mungkin kita rasakan. Bagi segelintir menganggap kebetulan merupakan suatu kejadian yang biasa. Namun bagi sebagian orang lainnya kebetulan-kebetulan menjadi guru untuk pengayaan warna diri dalam melakukan hidup.
Memang tak bisa dimungkiri, terkadang kebetulan yang terjadi pada seseorang mampu mewarnai khasanah hidupnya. Jika orang menganggap peristiwa ekstrem yang pernah dialami terjadi kembali, maka memungkinkan munculnya syndrome traumatic. Tetapi yang jelas kebetulan memberikan pelajaran tentang suatu hal melalui dua peristiwa atau bahkan lebih.
Pepatah mengatakan dunia tak selebar daun kelor. Misalnya di suatu tempat yang jauh, ternyata kita berjumpa dengan orang lain yang kita kenal (entah tetangga, teman atau siapa pun), padahal tak pernah terbayangkan sebelumnya di benak kita. Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi. Tetapi terkadang pepatah itu ada benarnya, sebab di bagian kehidupan kita merasakan kejadian dan suatu saat kejadian itu terulang kembali.
Yang jelas, dari berbagai kebetulan mampu menyibak tabir tak terduga menjadi suatu warna-warni hidup. Seperti ramalan Arthur Law pada 1880-an tentang naskah sandiwaranya (halaman 21). Dalam naskah diceritakan, ada satu-satunya orang yang selamat dari sebuah kecelakaan kapal karam, adalah Robert Golding. Kapal tersebut bernama Caroline.
Setelah cerita itu dipentaskan kali pertama, ia membaca di sebuah surat kabar kisah kapal karam sungguhan. Kapal naas tersebut bernama Caroline dan ada seorang korban yang selamat. Ia bernama Robert Golding.
Berbeda dari deja vu. Kebetulan yang terjadi dirasakan berasal dari ”mimpi”, deja vu lebih dekat dengan alam bawah sadar kita, berkaitan dengan psikologis. Kita pun tak bisa menebak, peristiwa sebelumnya terjadi kapan atau di mana. Mengalami kesusahan dalam mengidentifikasi suatu perisitiwa atau kejadiannya.
Makna Angka
Definisi angka sama halnya bilangan. Suatu hal yang menunjukan banyaknya jumlah. Misalnya ada seseorang dilahirkan menjadi anak ke-5, konon menurut orangtuanya ia lahir pada pukul 5 lebih 5 menit pagi. Dan saat itu hari menunjukkan tanggal 5 bulan 5 tahun 1995.
Angka lima tersebut pastilah bukan suatu kesengajaan. Tapi peristiwa itu sangat memungkinkan. Walaupun terjadi secara acak, dan peristiwa itu hanya terjadi sekali. Bagaimana menanggapi angka lima dari kisah di atas. Terserah mau menafsirkan seperti apa, tergantung orang yang menginterpretasikannya.
Buku ini menceritakan kisah-kisah kebetulan yang menakjubkan. Peristiwa dan kejadian-kejadian yang dialami orang dalam buku tersebut dikemas Vikas Khatri dengan cukup menarik. Sebab ekspresi pembaca muncul dalam berbagai mimik dan respons. Ada yang manggut-manggut, senyum, aneh bahkan mengernyitkan dahi. Siapa pun pembacanya tergugah dan bertanya-tanya, apakah benar-benar kebetulan ini terjadi? Kenapa bisa terjadi kebetulan seperti ini? Loh apa iya? Bukankah tidak mungkin? Dan respons-respons lain.
Vikas Khatri terbiasa mengasah kepekaannya. Sebagai juru foto margasatwa profesional, ia pembela gigih keberadaan perlindungan alam dari polusi. Begitu juga kepekaannya pada manusia yang mungkin hal lumrah, yaitu kebetulan-kebetulan. Buku ini merupakan catatan-catatan kecil yang berisi sejarah menarik dari manusia di pelbagai belahan dunia. Dari Stalin, Adolf Hitler, Pele, Kennedy hingga Charlie Chaplin.
Selain berisi kebetulan-kebetulan yang menakjubkan, buku ini berisi gambar-gambar sebagai bukti. Dengan apik buku dikemas pula dengan bahasa yang menghibur. Melalui buku ini saya bisa lebih memperhatikan hadirnya fakta, tempat, dan waktu.