Puisi-Puisi Fernando

suarakarya-online.com

Dua kisah Hujan

1
datanglah dirimu walau sebagai hujan
karena kenanganmu kerap datang menjelma dingin
di sebuah pesta sepi kita masih
usap gigil sendiri-sendiri

2
di detak basah almanak pertemukan kita
depan halaman rimbun penuh genang
menjelmakan dua tubuh ini jadi bening kata mengumpul dan
jadi kisah

Padang, Nov 2009

Senja Belia

apa itu jingga berkumpul di pelupuk mata
serupa saga membakar kata
tanda senja telah tiba
aku harus menunggu dimana
dan engkau ada serta

Padang, Des 2009

Prediksi Sebuah Oktober

kulihat cicak matidi kamar mandi
dekat sikat gigi
yang dipakai
tiap pagi cicak katanya mati diracuni
namun bangun lagi
setelah melihat kau mandi

Padang, Juni 2009

Pada Malam

Pada Malam Yang Menitik Air Hujan entah kumpulan batu siapa
ini berkumpul satu aku tak tahu rumah pemiliknya,
apa di situ di balik kumpulan batu itu
semoga dia tak marah
melihat aku dan bendi
berhenti di sini sejenak
memandangi batu-batu hujan
meresapi
aku dan bendi berpikir ini tak biasa berhenti
dekat kumpulan batu menanti pelanggan
dengan aroma kerikil halus beterbangan serupa bunga
selamat datang bagi yang hendak jalan-jalan di kota tua
di malam paling gelap tahun ini setelah membetulkan terompah
kudaku melangkah pelan agar terdengar belnya
memanggil siapa saja yang hendak membuat kenangan
pada malam paling dingin tahun ini namun
tak ada suara selain rintik hujan mengalun lembut
saat malam membasahi Oktober satu kali
ku melihat kumpulan batu lagi pada sebuah malam
yang gerimis, gelap dan sunyi
aku tak punya sesuatu yang harus ditunggu
aku bisa pergi sebelum tidur jauh sebelum tidur

Padang, Oktober-Januari 2009

Di Depan Patung
Bung Hatta

Bung, anda begitu setia berdiri
di podium ini
meski ikrarmu tiada lagi
kudengar,
kacamatamu makin hitam penuh
ditutup asap dan suaramu jadi batu

Bukittinggi, April 2009

Leave a Reply

Bahasa ยป