Kepada Sang Maestro Topeng Malangan
Kau Dalam Kenangan
;Mbah Karimun
Merindu waktu
kau sematkan roh
pada kayu berwajah dirimu.
Lembut tanganmu
membelah, membedah
garis-garis kehidupan
dengan rancak gemulai.
Nampak detak jantung mu
dalam bingkai foto
ketika aku pandang
saat kau menari.
Kau bangun sumber air hayati
dari guratanmu
merubah wujudmu
menjadi burung melintasi awan
;maka terbacalah
dirimu di garis cakrawala.
Di sini aku tunggu
berduaan denganmu
di tepi dunia yang beda
menggambar wajahmu
dengan harum kamboja.
Jarak antara kau
aku cukup jauh
kau tiupkan nyawa
melekat di wajahku
memainkan rindu di panggungmu.
Malang, 16 Februari 2010
Tarian Kepulangan
;Mbah Karimun
Langit gerimis
Pekat hitam
Menurunkan malaikat.
Bumi pun terbela
Mengantar pada malam duka
Kepergian nafas sukma.
Kau melintas disebuah tarian kepulangan
Memelukku yang resah akan kota bersegala warna
:Sempurnalah wajah ciptaanmu.
Kau yang pergi
kau yang hidup
kau yang menari.
Langit membuka pintu
panggung sunyi untukmu
harum kamboja pesonamu.
Malang, 15 Februari 2010
Membangun Duka
Aku tak lagi berdiri di samping nisan itu.
berkali-kali aku merenungi duka cita semalam,
sehabis angin mewartakan rintik hujan di mataku.
Aku tak lagi berdiri di samping nisan itu.
air mataku tak sanggup lagi tumpah,
sehabis nasib patah dari masaku.
Menggenggam tanah,
bau harum melati terasa.
menyimpan prasasti misteri tangan-Nya.
Membangun kembali rumahku,
dengan tanah yang aku genggam.
menghiasnya kamboja dan wangi serimpi
Rumahku tersusun
dari duka mendalam.
Sehabis kau pergi,
aku meninggalkan nisanmu.
Malang, 2010
Di Pintu Surga
terbuka sudah
rahasia surga
kau mengetuk
dengan lekuk tubuhmu
berduan sepasang wajah
melangkah masuk dengan tarian
Malang, Februari 2010
*) Mbah Karimun: Sang Maestro Topeng Malangan, Beliau telah telah berpulang kerumah Tuhan pada14/2/2010