http://sastrakarta.multiply.com/
abu bakar ali
: Bara Pattyradja
1.
di jalan itu
yang menyisakan malam untuk esok
seorang perempuan pernah berharap
untuk tak lagi diantar pulang
pemuda itu memang selalu mengantarnya pulang
tak sekalipun menjemput dari bepergian
pada tikungan pertama
wangi kembang mengganggunya
dia selalu menoleh ragu
melirik penjual yang sibuk menata kantuk
tapi, tidak sekalipun keduanya berhenti
tak setangkaipun membuat pemuda turun untuknya
kiranya kata-kata dan janji lebih wangi
2.
malam lalu perempuan itu pulang
tanpa diantar
ia baru saja dibaptis menjadi perawan Magdala
setelah Yesus memangkas rambutnya
Agustus, 2007
Gading kecil
Puisiku lupa jalan pulang
Ia mengawinimu
Sebagai syair, kau menjelma suluh yang jarang tersentuh
pandai menguji waktu dari sajak luka
Pinang, kupinang kau
Sebab aku lupa musti menamaimu apa
Yogyakarta, 2007
Dua Telinga Babi
Jangan dulu pulang
Sebelum kau selesaikan limang
Dimana kita pernah berjanji berjalan dalam diam
Demikianlah kita menjadi pengemis
Kau memintaku aku memintamu
Kau selalu pulang, tak juga datang-datang
Dua telinga babi yang kau buat, basah oleh hujan
Mas, Juni anginnya
lebat kita tersesat
Juni, 2007
Nil
ia menjelma orang asing di kota sendiri
menjadi tamu tanpa tuan rumah
tak seorang mempersilahkan duduk
selembar pintu membuangnya jauh
-ia hanya ingin minum secangkir-
di Panjalu ia menemukan surga
tapi takdir selalu menjadikannya negeri jauh
menjadi kecil tanpa sempat mengempis
ia sendiri
bukan belati yang membuatnya mati
tapi sunyi yang menjemputnya pasti
Panjalu, 2007