Puisi-Puisi Marcellus Nur Basah

http://sastrakarta.multiply.com/
KIDUNG MALAM

Melaras kidungan alam
naungan atap angan melagu langit
di sini tatap diri mendetak detik bintang

Dan makna hidup pun menyayup kapas
mengutas swara hati. Menyimpul
dalam ketuk nafas di partitur malam
melarut kusut. Hanyut didaras tasbih
Hingga batin jadi fasih menyaksi:
Sisaan seru nyanyi khayali

Maret, 81

SILUET BIRU

Kalau kilau membunga biru
menyayat batin menyapa luka
Bukankah geletarnya
mendebar busur
merajam sejarah berpanah panah?

Kadang lindungan perisai berangkap-rangkap
hanyalah penyapih harap
menangkup jemari merayapi waktu
jelang meradang

Maka kutuk apa pun
mesti melepas dendam
meredam serapah semisal sampah
dibakar kecamuk hati melepas dekap
di dada persembunyian

Maka di sudut hati paling perih pun
penuh taburan ragu mengabu
: menyaru seru

Yogyakarta, 1072002

MENATAP GEMA BERULANG ULANG

Gema apa menggaung lewat dinding
pandang terbelah hingga kutatap gemuruh
kasih daun kayu putih dihempas angin kemarau?

Gema apa menggaung lirih
lewat lagu hampa perahu sepanjang malam
dalam kisah getir seutuh cerita kikir?

( meski runtuhan nalar menggoyah
tetapak pun gontai melangkah
tapi hati fasih meraih
riang menganak lembu
berlarian di padang ragu)

Di padang berbatu dinding pandang
telah mengarca pijakan penyebab segala
antara ada dan tiada
antara mimpi dan nyata
Dan cakrawala pun jadi hanya membabat
batin melapang zikir di setiap tembang
berulang ulang

One Reply to “Puisi-Puisi Marcellus Nur Basah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *