http://sastrakarta.multiply.com/
PERAHU NUH
Laju melajulah Nuh
Jauh perahumu kan berlabuh
Perahumu bukan perahu ratapan
Perahu ratapan bukan perahumu
Laju melajulah Nuh
Selagi angin kencang datang
Perahumu kan lepas di laut pasir
Menampung caci menerima cibir
Pengingkar kan kejar bayang
Laju melajulah Nuh
Jangan tinggalkan satwa
Jangan tinggalkan mereka
Mereka yang beda dalam setia
Kan serta melaju ke samudra cinta
Yang larut dalam doa-doanya
Kedaulatan Rakyat Minggu, 1 April 1990
IBRAHIM DAN TUHAN
AKU adalah bintang penghias malam
Ibrahim kecil memandang TuhanNYA
AKU adalah bulan lampu bumi malam
Ibrahim kecil mula memuja TuhanNYA
AKU adalah matahari penghangat wajah bumi
Ibrahim pasrah mula pertama pada TuhanNYA
AKU adalah Tuhan pemilik bintang
AKU adalah Tuhan pemilik bulan
AKU adalah Tuhan pemilik matahari
AKU adalah Tuhan pemelihara
AKU adalah Tuhan pembuat
Ibrahim tak ragu putuskan Ismail dengan cintanya
Ibrahim bukti satuKU di tiap waktu
Kedaulatan Rakyat Minggu, 1 April 1990
SIAPAKAH ENGKAU
Yang menapak di setiap pagi
Meninggalkan senyum di mataku
Siapakah engkau
Yang melambaikan tangan
Menyambut pagiku lalu hilang
Siapakah engkau
Yang menggelisahkan malamku
Dengan langkah kecilmu lalu mengejarku
Siapakah engkau
Yang mengejar malamku
Yang menyambut pagiku
Siapakah engkau
Siapa?
Yogya Post, 13 Januari 1991
DOA DI RUMAH SAKIT
Buat Ani Kusniyati
Bumi perputar mentari memancar
Dua angin menumbuk dinding-dinding
Kita tak kuasa
Tidak juga kau
Ani
Ketika angin menyentuyh tubuhmu
Lewat daun jendela
Memaksamu
Begitu juga yang di sana
Tidak kuasa
Hanya kata ya Allah bagimu, aku tahu
Dialah temanmu paling akrab dan terdekat
Kali ini
Dan aku hanya kuasa menengadah ke atas
Memanggil dan menyebut kasihNYA untukmu
Harian Masa Kini, 15 Desember 1979
MAYAT-MAYAT MENGUMPAT
Mayat-mayat di pekuburan menangis
Putus jiwa tak dianggap lagi
Orang berbondong menabur bunga dengan mantra
Malam keramat dihidupkan
Menyelamatkan saku dengan petuah-petuah baru
Tanpa imbalan tiada pertolongan
Ujian-ujian adalah tantangan yang tidak beruang
Mayat-mayat di pekuburan memanggil nabi-nabi
Wajah-wajah kekasih yang lama berlalu
Bau kemenyan dan wangian bunga-bunga dosa
Ditimbun si lupa DIA
Boleh sebut nama mana suka
Sambil membuka celana
Anggap tiada duka tiada dosa
Penuhi syarat berhasrat
Mayat-mayat mengumpat
Tuk segerakan kiamat dariNYA
Kedaulatan Rakyat Minggu, 12 November 1989