Memanggul Amanah Mereka Bertopeng
karena merah amarah
hitam sedih putih suci
mereka pilih topeng hitam
tempat wajahnya sembunyi
topeng itu menangis
air matanya merah
mengetuk pintu rumah
simpati kami tercuri
lalu mereka pergi
tinggalkan sulaman janji
mereka datang lagi
berganti topeng putih
makimaki topeng hitam
membakar topeng merah
memecah layar tv kami
the sunrise of java, 22012010
Tenun Kata Tenung
Mata dia buta air nasi buta. Sampai juga dia di matahari ketujuh. Dia sirami taman kerongkongan yang mulai layu. Lalu makamkan jenazah padi di samping taman itu.
Katakata yang dia tenun sepanjang jalan rampung. Menjadi tenung. Menjelma seekor burung. Bersarang di mulut. Telurnya cepat matang. Anaknya garang. Pecah cangkang. Dua balon di pipi dia meledak. Angin kencang hembus dari mulut dia. Mencincang otakku. Hatiku tercincang. Tercincangcincang jantungku. Kakiku terpincangpincang.
The sunrise of java, 20012009
Mata
kulempar biji mata ke udara
ia terbang melesat jalang
menembus sumbu waktu
ia putar arah jarum jam
menuju mula kejadian
tampak anak hujan
yang baru membuang riang
melesat pulang ke sarang
tampak cengkeram angin
menarik gulunggulung awan
kembali ke atas samudra
tampak awan meringis
tubuhnya muai dimamah matahari
lalu jatuh di ayunan ombak
biji mataku kembali
membawa pupil baru
hadiah perangkai waktu
the sunrise of java, 12012010
Anginlah
baiklah baiknya melesat seperti angin kau
kencang berlari surut langkah ia pantang
seperti wajah ke depan ia buang air muka
layarkan mantra bagi para pemuja
seperti mata bukan samping dan belakang
tapi di hadapan alamat mengantar pandang
the sunrise of java, 08012009
Lumpur
di air muka bocah itu riang berenang
biji matanya menyembul lalu melompat
di kubang lumpur yang mengubah warna
baju bapaknya
setelah lama berenang pupil itu terantuk gambar
tujuh purnama bertengger di atas kepala
anak sawah sedang gembalakan anaianai
yang lahap memakan batang padi
biji mata itu pulang ke rumah
melukis senyum di bibir si bocah
the sunrise of java, 07012010