Perempuan yang Selalu
Kuciumi Tangannya di Dapur
perempuan yang selalu kuciumi tangannya di dapur
setiap kali aku pergi meninggalkannya
bau kencur, bawang, merica, serta asin garam
dapur yang selalu mengepulkan asap penderitaan
dari tungku pembakaran hasrat yang berkobar
piring-piring amis ikan, gelas-gelas kotor, sendok juga karatan
tapi ia setia mencucinya dengan air mata
merapikannya tanpa ada sesal di hatinya
2009
0rang-Orang Mengira
orang-orang mengira namaku namamu
namamu yang menenggelamkan namaku
orang-orang mengira aku berjalan di jalanmu
jalanmu yang tak pernah mempertemukan jalanku
orang-orang mengira mataku memandang matamu
matamu yang tak pernah memandang mataku
2009
Kubacakan Puisimu
:alm zainal arifin thoha
jam yang masih menetes perlahan
pada sebongkah malam yang kian pualam
aku tak bisa lagi menyimpan rahasia dingin
sampai kesendirian ini lesup
kubaca puisimu berulang-ulang
mengingatkan aku pada kematian
2009
Seusai Kepulanganmu
embun tak lagi meneteskan pagi
ketika daun-daun
lepas dari tangkai matahari
2008
Sehabis Memancing
walau hanya sepotong kepala ikan
perut terasa kenyang
karena tubuh ikan
kutitipkan pada yang kekal
2009
*) dari buku Antologi Puisi ?Mazhab Kutub? terbitan PUstaka puJAngga 2010.