Puisi-Puisi Samsudin Adlawi

RAMAH

bencana makin rajin tiba
menyemai derita
dunia makin tua
makin renta
rentan marah
marah bahaya
aku tak percaya
dunia lebih bijaksana
tambah ramah
seperti padi
makin tua makin sujud
tekuk telunjuk di kaki langit
ada sebab alam marah
ulah manusia lah
pikiran manusia lah
tangan manusia lah
lah itu pemicunya

the sunrise of java, 31102009

TUJU ABADI

awan yang ranum
awan yang pecah

sarinya memancar
menjelma janin

dari rahim gunung
aku lahir

dari hilir aku mengalir
susuri liuk sungai

dari hilir aku mengular
belah hutan belukar

dari hilir aku kenter
di muara tak mampir

ke dekap samudra
aku tirah kerna

the sunrise of java, 27102009

LARUNG

kami laron
rindu hujan
rindu malam
rindu lentera
rindu cahya

kami laron
larung di pendar
cahya lentera
malam musim
hujan menuju tuhan

the sunrise of java, 21102009

SARANG

Maaf, kalau hari ini kau lihat badanku tak sempurna. Punggungku bongkok. Bengkok. Melengkung tak kuasa menggendong duka. Lara yang sesaki saku. Saku baju usang. Ada air mata. Ada luka. Ada darah. Campur aduk. Berjejalan. Saling injak. Berebut mengunduh simpatiku.
Mereka tampak letih. Lesuh lusuh. Mereka datang dari tempat jauh. Padang Sumetara Barat. Melintasi laut Jawa. Mereka datang berdarah-darah. Berluka-luka. Berderai air mata.
Lindu bergoyang. Menggayang sarang. Sarang itu ambruk. Menimpuk sayap mereka. Sayap itu patah. Lalu dirajut kembali. Lalu dilem kembali dengan segumpal darah. Lalu mereka terbang kepakkan secuil asa. Hidup yang gelora di sudut hati. Lalu bersarang di saku bajuku.

the sunrise of java, 13102009

MUARA
:Hudan Hidayat

aku terus mendaki
pijak terjal kata

ketika haus memuncak
aku tenggelam dalam gelegak

tertusuk jakun di leher
kakiku dikelupas luka

aku meluncuri genang darah
tiba di perutmu aku bermuara

the sunrise of java, 06102009

Leave a Reply

Bahasa ยป