Kumpulan Cerpen Dalam Panggung Kisah Fantasi

Nunuy Nurhayati
tempointeraktif.com

Cerpenis Agus Noor meluncurkan buku kumpulan cerpen terbarunya Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia. Kisah-kisah garapannya itu disajikan dalam sebuah pementasan pertunjukan teater, monolog, hip-hop dan tari. Sejumlah seniman terlibat dalam acara yang digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Kamis (25/3), di antaranya Happy Salma, Butet Kartaredjasa, dan Budi Ros.

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia yang diterbitkan Bentang Pustaka ini menghimpun berbagai kisah tentang cinta dan perselingkuhan, sensualitas dan kepedihan, hingga memori kekejaman politik dan religiositas, dengan bahasa yang puitik dan seringkali mengejutkan. Artis cantik Happy Salma yang tampil memukau membacakan cerpen Pemetik Air Mata menuturkan cerpen-cerpen Agus adalah cerpen yang sangat merangsang imajinasi pembacanya. “Cerpen-cerpennya unik dan otentik. Kisah yang gelap pun terasa dinamis dan lincah karena penuturannya cantik dan manis,” katanya.

Happy dalam pertunjukan itu ditemani sejumlah penari yang melakukan gerakan-gerakan yang memvisualisasikan adegan demi adegan dari kisah yang terangkum. Tak cuma mengandalkan koreografi tari, ilustrasi tentang kisah pilu putri seorang pelacur yang menjadi perempuan simpanan yang mengharap kehadiran peri-peri penghapus kesedihan itu juga menggunakan Wayang Taviv. Wayang Taviv merupakan wayang kontemporer yang dikembangkan oleh Dalang Taviv. Berbeda dengan wayang kuli biasanya, wayang Taviv menggunakan layar putih berbahan parasut dengan sistem pencahayaan berwarna. Warna-warna cahaya yang muncul dari wayang itulah yang membuat bayangan yang dihasilkan terlihat magis, puitis, dan merangsang imajinasi dan fantasi penonton.

Dengan bantuan wayang Taviv pula, kisah Penjahit Kesedihan semakin menarik. Dibawakan oleh aktor senior Teater Koma Budi Ros, Penjahit Kesedihan yang isinya penuh dengan sindiran terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini mampu mengundang gelak tawa penonton. “Dalam buku saya ini banyak sekali unsur fantasi atau hal-hal magis, yang memungkinkan untuk diteaterikalisasikan, atau divisualisasi, diolah ke dalam idiom-idiom artistik pertunjukan. Karena itu, kehadiran Wayang Taviv menjadi unsur pemanggungan yang penting dalam acara ini,” jelas Agus.

Agus Noor merupakan salah satu cerpenis yang telah menghasilkan beberapa kumpulan buku, antara lain Selingkuh Itu Indah, Rendeveous, Matinya Toekang Kritik, dan Potongan Cerita di Kartu Pos, yang mendapat Penghargaan Sastra dari Pusat Bahasa pada 2009 lalu. Selain cerpen, dia juuga membuat fiksi mini, fiksi yang hanya terdiri atas secuil kalimat, empat sampai sepuluh kata atau satu paragraf. Agus menghimpun 27 fiksi mini karangannya itu dalam kisah Perihal Orang Miskin yang Bahagia berisi lelucon cerdas yang mengkarikaturkan hobi pemerintah yang suka memberikan beras miskin dan bantuan uang buat mereka yang dianggap miskin, sehingga terkesan orang miskin itu disuruh antri dan berdesak-desakan.

Di atas pentas, kisah tentang orang miskin yang justru bahagia dan bangga dengan status kemiskinannya itu dibacakan dengan jenaka oleh aktor monolog Butet Kartaredjasa. “Nggak usah dipanggungkan, dibaca sendiri pun cerita ini mampu membuat kia tersenyum kecut,” ujar Butet.
***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *